“MEMBANGUN LUMBUNG”

—- No.: 23/6/XXI/2020 | Minggu, 7 Juni 2020 | Lukas 12:13-21 —-

Jika kita dapat memilih, maka yang kita pilih adalah bagian yang baik dan menyenangkan sedangkan bagian yang berkebalikan dengan hal itu akan kita tolak. Ini pilihan yang normal. Dalam kenyataannya, seringkali pilihan-pilihan itu tidak dapat ditolak. Yang menyenangkan dan sebaliknya terkadang harus diterima dalam waktu yang sama. Sadar akan keadaan ini, maka kita sebagai orang percaya harus mempunyai bekal ketrampilan dalam menghadapi kenyataan hidup.

Perumpamaan tentang orang kaya yang terus menerus diberkati dengan hasil tanah yang berlimpah. Ia merombak dan membangun lumbungnya karena hasil tanahnya sudah tidak muat di lumbung yang sudah ada. Bangun lumbung, bangun lumbung dan bangun lumbung. Begitulah aktivitas keseharian kehidupannya.

Membangun lumbung adalah tindakan bijaksana karena ia dapat menikmati masa depan dengan baik. Tidak berkekurangan dan bahkan berlebihan. Namun, perlu diingat bahwa kehidupan akan berakhir. Kapan waktunya tidak tahu. Kematian manusia adalah misteri. Kapan datangnya, tidak tahu. Manusia hanya bisa menerima tanpa berkuasa menolaknya.

Orang kaya yang diberkati sebagai gambaran dari orang yang tamak (ayat 15). Membangun lumbung terus menerus seolah menjadi tiada arti ketika kematian itu datang. Hidup tidak bergantung semata-mata pada kelimpahan harta. Hidup perlu bekal yang lain, yaitu bekal rohani.

Sebagai orang percaya, kita diingatkan agar kita tidak tamak dalam mengumpulkan harta. Tidak berpuas diri dengan membangun lumbung tetapi berpuas diri dengan kesadaran bahwa Allah telah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk kebahagiaan di masa kini dan mendatang.

Berpuas diri sebagai bagian dari hati yang dapat menikmati hadirat Allah dalam hidup manusia. Dengan mempercayai bahwa Tuhan dapat menyediakan segala sesuatu maka pikiran dan hati kita tidak terkonsentrasi dalam pemenuhan ego diri mengenai harta. Mempercayai Tuhan menyediakan maka kita dimampukan membangun lumbung rohani yang kita perlukan. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS