“HIDUP DALAM ROH”

—- No.: 34/08/XIX/2018 | Minggu, 26 Agustus 2018 | Galatia 6:16-23 —-

Keinginan daging merupakan bagian yang nyata dalam kehidupan orang Kristen. Keinginan daging dan Roh adalah dua hal yang berlawanan. Tidak mungkin orang yang hidupnya dipimpin Roh Kudus sekaligus dipimpin daging (nafsunya). Ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka Roh Kuduslah yang berotoritas pada diri kita. Sebaliknya jika kita dipimpin oleh daging (hawa nafsu) maka kita menuruti keinginan daging. Kehidupan dalam daging dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian: Pertama, dosa penyimpangan seksual (percabulan, kecemaran, hawa nafsu, percabulan, kecemaran, hawa nafsu). Dampaknya: rusaknya kehidupan rohani, pernikahan dan moralitas. Banyak penyimpangan prilaku seksual (gay dan lesbian) pada masa kini. Semuanya berawal dari keinginan daging yang merusak diri dan keluarga. Kedua, dosa yang berkaitan dengan ibadah (penyembahan berhala, sihir). Dampaknya: manusia tidak lagi menempatkan Allah sebagai pusat hidup dan ibadah. Manusia menggantikannya dengan sesuatu yang menyerupai. Banyak orang Kristen beribadah tapi pikirannya dipenuhi dengan mamon. Allah hanyalah dipandang sebagai media, tapi tujuan utamanya adalah uang. Allah digeser dari tempat yang utama. Ketiga, dosa yang berhubungan dengan sesamanya (perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora). Sangat jelas, keinginan daging merusak hubungan antar sesama. Ketika kita bertobat, keinginan daging tidaklah lenyap seketika. Kalau kita hidup menurut daging, maka dosa akan menyeret dan menjatuhkan kita.

Bertentangan dengan hidup dalam tabiat berdosa adalah gaya hidup yang dipimpin Roh. Hidup yang dipimpin Roh akan menghasilkan buah Roh. Gaya hidup ini dihasilkan oleh anak-anak Tuhan pada saat mengizinkan Roh Kudus menuntun dan menguasai hidupnya. Buah Roh yang dihasilkan diwujudkan dalam sembilan kualitas berbeda. Kesembilan karakter buah Roh itu dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian: Pertama, secara vertikal, berhubungan dengan Allah (kasih, sukacita, damai sejahtera).  Kedua, secara horizontal, berhubungan dengan sesama (kesabaran, kemurahan, kebaikan). Ketiga, intern, berhubungan dengan diri sendiri (kelemahlembutan dan penguasaan diri). Artinya hidup yang dipimpin dan dikontrol oleh  Allah.

Jadi, dimanakah posisi kita saat ini? Masih hidup di dalam daging (menuruti hawa nafsu) atau  hidup dikuasai oleh Roh Kudus. Orang-orang Kristen yang sudah lahir baru adalah milik Kristus, perilakunya harus meniru tingkah laku Kristus. Orang-orang Kristen yang dipimpin oleh Roh harus menghasilkan buah Roh. “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.”

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *