“APA ITU KEBAIKAN?”
—- No.: 41/10/XIX/2018 | Minggu, 14 Oktober 2018 | Filipi 4:5 —-
1) ‘Kebaikan hati’
NIV: ‘gentleness’ (= kelemahlembutan).
NASB: ‘forbearing spirit’ (= sifat panjang sabar / tak mudah marah).
KJV: ‘moderation’ (bisa bekerjasama, merasakan yang sama, lunak)
William Barclay mengatakan bahwa kata Yunani yang dipakai adalah salah satu kata yang paling tidak bisa diterjemahkan. Tetapi kebanyakan penafsir mengatakan bahwa arti kata yang sebenarnya adalah: tidak mudah marah/tersinggung oleh adanya musuh/orang yang merugikan kita, mau mengalah, tidak menuntut haknya dsb.
Yang dimaksud sebagai “kebaikan hati” di atas dari bahasa aslinya sebenarnya bermakna “tidak keras”, “tidak suka memaksa”, “lemah lembut”, “tidak ekstrem”, “memperlakukan orang dengan perlakuan yang sama”, “moderat”, “tidak merasa lebih tinggi dan unggul daripada yang lain” Jadi kebaikan yang dimaksud bukanlah sekedar melakukan perbuatan-perbuatan baik atau kegiatan-kegiatan sosial namun lebih kepada sikap kita kepada semua orang. Ini bukanlah kompromi dengan dosa atau kesalahan orang namun merupakan sikap yang secara seimbang menilai segala sesuatu, tidak grusa-grusu, tidak terburu-buru menghakimi dan menyatakan kekeliruan apalagi dengan sikap dan kata² kasar dan menyerang. Inilah karakter yang mencerminkan sikap yang rendah hati dan selalu siap memberikan respon yang ramah, terbuka, positif, lembut dan santun yang sejati dalam ketulusan dan kemurnian (bukan kemunafikan).
2) Kebaikan hati ini harus diketahui semua orang (baca: Matius 5:16).
Ini tentu tidak berarti bahwa kita sengaja memamerkan kebaikan hati kita! Bandingkan dengan Matius 6:1-18! Kalau kita betul-betul hidup baik hati, dengan motivasi untuk memuliakan Allah, maka dengan sendirinya orang-orang di sekitar kita akan melihat, tahu dan bahkan mengalami kebaikan hati kita.
3) Tuhan itu dekat
Ay 5b: ‘Tuhan sudah dekat’. Terjemahan ini kurang tepat!
NIV / NASB / Lit: ‘the Lord is near’ (= Tuhan itu dekat).
Ini memberikan 2 kemungkinan arti:
a) Tuhan selalu dekat / hadir bersama kita.
Tadi dalam ay 5a, Paulus menyuruh untuk hidup baik hati, dalam arti harus sabar, rela kehilangan hak dsb. Jelas bahwa hidup seperti itu bisa-bisa malah menyebabkan kita diinjak-injak orang lain. Karena itu Paulus lalu menambahkan ay 5b yang menunjukkan bahwa sekalipun kita diinjak-injak orang, Tuhan selalu dekat dengan kita/menyertai kita, dan Tuhan siap melindungi / menolong kita.
b) Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya sudah dekat (bdk. Yak 5:7-11).
Kalau saudara makin ditindas karena saudara hidup baik hati, maka tetaplah sabar, karena Yesus akan segera datang untuk: menghukum penindas saudara dan memberikan pahala kepada saudara.
Recommended Posts
“PERSEMBAHAN ROHANI DARI IMAMAT KUDUS”
November 14, 2024
“TUHAN, KEADILAN KITA”
November 07, 2024
“DIUTUS UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK”
November 01, 2024