“SIMPANLAH KASIH DALAM HATIMU”

—- No.: 52/12/XIX/2018 | Minggu, 30 Desember 2018 | I Yohanes 4:7-8 —-

Banyak orang mengatakan bahwa agama Kristen adalah agama pelopor mengajarkan cinta kasih. Karena itu orang Kristen harus hidup dengan kasih. Jika hati dipenuhi dengan kasih, maka seseorang akan mewujudnyatakan melalui sikap, perkataan dan perbuatan  yang menjadi berkat.

Kalau kita berbicara tentang kasih yang mengisi perbendaharaan dalam hati kita, kita harus mulai dari Allah dan belajar dari situ tentang  kasih. “Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barang siapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia“ (1 Yohanes 4 : 16). Prof. J.G. Davies menyebut Allah sebagai “Pribadi sentrifugal”. Pandangan ini menjelaskan bahwa Allah adalah kasih, Dia selalu bergerak keluar mencari manusia dalam pelayanan yang mengorbankan diri.

Puncak kasih Allah dapat dilihat dari rencana Allah untuk menyelamatkan manusia berdosa. Manusia berdosa di hadapan Allah yang maha kudus, layak dimurkai Allah dan ditimpakan kematian terkutuk, namun Allah menyediakan jalan pengampunan dosa dengan jalan mengutus Yesus, Anak Allah ke dalam dunia. Yesus taat melakukan kehendak Allah menjadi korban yang benar, melalui kematianNya disalibkan. DarahNya tertumpah untuk menebus dosa manusia. Orang yang beriman pada Yesus Kristus dibenarkan Allah dan bersamaan dengan itu  Roh Kudus melahirbarukan pula. Sebagaimana Allah punya karakter utama kasih, maka anak-anak Allah punya karakter yang sama, yakni kasih. Rasul Yohanes menasehati : “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1 Yohanes 4: 7-8). Kasih sangat diperlukan utuk membangun relasi dengan sesama, membangun komunitas keluarga, gereja, bangsa yang majemuk. Kita didorong untuk memberdayakan kasih yang ada dalam hati kita. Didorong untuk saling mengasihi, karena dengan saling mengasihi membuat ikatan tidak mudah lepas jika dibandingkan hanya sepihak. Memberdayakan kasih yang progresif harus belajar mengenal  Allah sampai benar-benar memahami bahwa Allah itu kasih adanya dan hal itu kena mengena dengan kita langsung, bagaimana Allah menyelamatkan kita yang berdosa. Melalui hal ini, hati kita akan dipenuhi kasih Allah, menggusur sampah dalam hati yang membusukkan kehidupan.

Hidup yang kita jalani makin bermakna dan mendatangkan sukacita, kalau kita memberdayakan hidup ini dengan mengasihi, baik kepada Allah maupun kepada sesama. Dengan cara ini kita akan mencerminkan wajah Allah dalam dunia yang makin keras dan brutal ini. Harapan kita orang bisa melihat  Kristus tercermin melalui hidup kita dan mengundang minat banyak orang bisa datang kepadaNya. Terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *