“BENAR DALAM PRINSIP, UTUH DALAM KEPUTUSAN”

—- No.: 11/03/XX/2019 | Minggu, 17 Maret 2019 | Daniel 3:13-19

Pendahuluan
Apa kesan saudara membaca kisah heroik 3 teman Daniel ini?

HEBAT, tapi langka. Zaman sekarang sedikit dan sulit yang seperti itu.NAIF, dianggap ektrimisme, garis keras, kaku. KOMPROMI, demi toleransi dan tidak fanatik. Kompromi sedikit khan tidak apa-apa. Gak usah fanatik. Tubuh kita sembah sedikit ke patung itu khan gak apa, yang penting hati kita gak sembah.

Pokok Khotbah

Perikop ini mengkisahkan: Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas dan menuntut penyembahan semua pihak di bawah kerajaannya. Ini LANGKAH POLITIS dari NEBUKADNEZAR untuk mengokohkan kerajaannya: menyatukan semua jajahan dalam SATU AGAMA. Sadrakh, Mesakh dan Abednego menolak untuk menyembah patung tersebut. Nebukadnezar sangat marah atas pembangkangan ini. Hanya raja sadar 3 orang ini adalah orang dekatnya. Mungkin orang kepercayaannya, dibuktikan dari posisi Daniel yang tinggi sebagai orang kedua di kerajaan Babilonia (Daniel 2:48-49). Maka Raja Nebukadnezar tidak langsung menghukum mereka, tapi di ayat 14-15 masih memberi kesempatan lagi (Daniel 3:14-15). Tapi 3 orang itu tetap pada sikapnya,  maka Konsekuensi nya HUKUMAN dibakar!

Kosekwensi dari keputusan Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berani menentang titah raja sekalipun melawan titah raja mempunyai konsukuensi yang sangat berat yaitu: Secara Psikologis: mereka harus siap menghadapi tekanan dari orang-orang sekitar yang memilih untuk menyembah patung buatan raja. Secara Sosial: mereka harus siap untuk tidak punya jabatan apa-apa bahkan dapat berakhir sebagai budak, karena menolak menyembah patung. Secara Fisik: mereka harus siap menghadapi siksaan yang berat bahkan kematian sebagai konsukuensi menolak menyembah patung raja.

Apa alasan mereka sampai berani menerima resiko itu?

MEMPERTAHANKAN KEBENARAN YANG PRINSIP: HANYA ALLAH YAHWEH YANG LAYAK DISEMBAH. Berketetapan hati untuk setia kepada ALLAH saja. Ingat, bedakan: yang PRINSIP dan yang BUKAN PRINSIP, yang PRIMER dari yang SEKUDER, dll. Minta hikmat Tuhan untuk mampu membedakannya. KEYAKINAN AKAN PERTOLONGAN TUHAN PADA MEREKA (ayat 17). Hanya orang yang sudah berketetapan hati yang sanggup memiliki keyakinan akan pertolongan Allah. Milikilah keteguhan hati dan keyakinan akan pertolongan Tuhan untuk setiap masalah dan pergumulan kita. Jangan undur, jangan tawar hati, jangan meninggalkan Tuhan, tetaplah setia. KOMITMEN TETAP PERCAYA WALAU “HARAPAN TAK TERKABUL, DOA TAK TERJAWAB”. Ini sebuah keyakinan untuk percaya pada Tuhan  dalam ungkapan yang ekstrim, mereka katakan bahwa “sekalipun Allah tidak menolong” (ayat 18). Jika kita mau menjadi saksi iman, mau menyaksikan iman kita, atau melalui kita Tuhan di permuliakan, tidak harus menunggu situasi seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego baru kita mau beriman, tetapi juga harus dimulai dari komitmen untuk tetap setia. Dalam keyakinan yang teguh Sadrakh, Mesakh dan Abednego menyatakan bahwa, “jika Tuhan tidak menolong (jika seandainya tidak) maka kami tidak akan memuja dewa tuanku”. Kehidupan yang beriman itu harus dalam situasi apa saja, dalam masalah apa saja dan bukan karena sudah melihat pertolongan Tuhan atau atas pertimbangan logika, tetapi karena percaya bahwa Dia sanggup menolong dan jika Ia tidak menolongpun kita tetap setia!!

Penutup
Tetaplah setia dan selalu mengandalkan TUHAN. Percayalah bahwa: TUHAN tidak pernah mengecewakan kita. TUHAN tidak pernah meninggalkan kita. TUHAN tidak pernah mempermalukan kita. Bahkan, dengan keyakinan yang teguh itu maka NEBUKADNEZAR melihat KUASA ALLAH DIDEMONSTRASIKAN, dan ALLAH DIMULIAKAN oleh segala suku bangsa (Daniel 3:28-29).

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *