“MENJADI BERKAT BAGI BANGSA DAN NEGARA”

—- No.: 33/8/XX/2019 | Minggu, 18 Agustus 2019 | Yesaya 42 : 5 – 7  —-
Tahun ini kita merayakan kemerdekaan bangsa kita ke-74 tahun. Bersamaan dengan itu kita diingatkan bahwa setiap anak bangsa memiliki tugas untuk mengisi kemerdekaan itu dengan sekuat kemampuannya. Kita bisa melakukan sesuatu, setidaknya mulai berpikir apa yang bisa kita berikan demi kesejahteraan negeri kita. Melalui kita Yesaya 42:5-7 kita diingatkan bahwa Tuhan memanggil setiap kita untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara, salah satunya dengan menegakkan keadilan.
Dalam masyarakat modern, keadilan sering kali berarti: keadilan yang pantas dan sesuai hukum. Adil berarti menerima hukuman sepantasnya atau ganti rugi sesuai dengan kerusakan yang dialami. Keadilan dalam Alkitab tidak semata-mata hanya mematuhi hukum tetapi juga berarti hidup dalam relasi kasih dan kepedulian.
Ketika kita membaca Yesaya 42:5 kita melihat bahwa sebagai pencipta dunia dan sumber seluruh kehidupan, Tuhan memberi kuasa kepada hamba pilihan-Nya itu untuk membawa keadilan dan pengharapan kepada bangsa-bangsa (lih. Kis. 17:24-25). Terang adalah gambaran untuk kebenaran, keadilan dan kuasa penyelamatan Allah (49:6).
Penting sekali untuk melihat keterpaduan aspek horisontal  (dalam kehidupan sehari-hari peduli akan keadilan) dan vertikal (berdoa, bernyanyi dan beribadah). Yesaya, begitu juga dengan Amos dan Hosea, yakin kalau identitas iman umat Israel menjadi kabur, identitas etis merosot. Dengan kata lain, pengetahuan yang dalam akan siapa Tuhan akan menyebabkan kepedulian terhadap keadilan. Begitu pula sebaliknya.
Penegakan keadilan sosial dan isu-isu sosial kemasyarakatan merupakan bagian dari gaya hidup Kristen. Orang Kristen seharusnya memiliki kepekaan sosial serta terlibat dalam menegakkan keadilan sosial karena Tuhan memerintahkan hal ini (56:1).
Ketika memperhatikan lebih lanjut Yesaya 42:5-7, ditegaskan bahwa Tuhan adalah pencipta langit dan bumi dan segala isinya, yang memberikan nafas kepada manusia, yang memilih dan memanggil hamba-Nya (baik pribadi, ataupun kelompok). Setiap kita dipilih dan dipanggil oleh-Nya untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, yaitu bangsa-bangsa yang berjalan dalam kegelapan. Ketika Allah memanggil, Allah juga memberikan kemampuan dan kekuatan secara khusus. Hal ini diberikan dalam rangka memperlengkapi orang pilihan-Nya untuk melaksanakan tugasnya.
Marilah kita menjadi berkat bagi bangsa kita, bukan dengan keterpaksaan melainkan dengan kerelaan hati. Jadilah umat Tuhan yang dipenuhi dengan kasih ilahi dan bukan dengan kebencian atau kepahitan. Umat Tuhan yang rindu untuk terus menjadi berkat dan menyalurkan berkat pasti hidupnya juga akan melimpah dengan berkat ilahi. Amin.
Oleh: Pdt. Eddy Santoso Sunarto
Diringkas dari Bahan Khotbah Sinode GKMI Minggu ke-3
share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *