“HIDUP BERDAMAI SEBAGAI ANAK-ANAK TERANG”

—- No.: 38/9/XX/2019 | Minggu, 22 September 2019 | Efesus 5:6-13 —-

Panggilan untuk hidup kudus dan damai tidak hanya digencarkan pada zaman Perjanjian Baru tetapi juga pada Perjanjian Lama. Seperti yang ditulis dalam Mazmur 133 : 1. Kerukunan dipandang sebagai suatu kunci hadirnya kedamaian dalam hidup bersama. Bahkan sumber berkat. Dalam Perjanjian Baru Rasul Paulus memberikan penekanan pada orang percaya untuk menemukan keindahan kedamaian dari hidup yang berjalan lurus pada terang firman Tuhan. Firman Tuhan akan mendatangkan kehidupan yang baik, adil dan benar Efesus 5 : 9.

Bagaimana supaya kita dapat mempertahankan kehidupan terang dan menjaga perdamaian dalam jemaat?

  1. Rasul Paulus katakan bahwa hari-hari ini adalah hari yang jahat.

Artinya hidup dalam terang firman Tuhan justru mewaspadai banyaknya kepungan kehidupan yang tidak benar dan mengarah pada kehidupan gelap. Oleh karena itu anak-anak terang harus menggunakan waktu sebaik-baiknya agar waktu kita efektif dan berdaya guna terlebih menemukan hikmat Allah tahu membedakan yang benar dan salah, yang gelap dan terang, yang bodoh dan bijaksana.

Tekunlah dalam belajar Firman Tuhan. Supaya umat paham firman Tuhan dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran orang-orang yang pandai berbicara tetapi ajarannya menyesatkan. Salah satu ciri jemaat mennonite adalah kegemaran kumpul di keluarga-keluarga dengan belajar firman Tuhan bersama dan berdiskusi dan makan bersama.

  1. Jemaat Tuhan harus berani membendung dan mengatakan TIDAK pada ajaran yang dipandang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Membiarkan ajaran sesat akan mempengaruhi banyak umat dan mengubah pandangan yang sesat menjadi benar dan yang benar dipandang ketinggalan zaman. Membiarkan ajaran sesat yang dibawa oleh pengajar-pengajar sesat yang populer dan laris dipanggil sana-sini akan berpengaruh pada kerentanan perpecahan dan konflik jemaat ketika ajaran-ajaran tersebut telah mempengaruhi sebagian umat.

Ketika pengajaran teologia kurang kuat maka umat cenderung sulit membedakan antara cara (teknis) dan value (jati diri). Semua akan dilabrak tak peduli bertentangan dengan jati diri bahkan terang Firman Tuhan. Jadi kehidupan rukun dalam jemaat diletakkan pada pijakan kebenaran firman Tuhan bukan pada pengalaman dan kesaksian pribadi umat.

  1. Hidup damai dan menjadi berkat

Dimulai dengan hidup yang memancarkan terang. Menjauhkan diri dari kebiasaan dunia dengan segala bentuk kecemarannya seperti perilaku seksualitas yang menyimpang, tidak tahu malu seperti persundalan, percabulan dll. Hidup dalam tatanan moral yang diterangi firman Tuhan. Hidup dalam perdamaian.

Hendaklah kedamaian hidup umat terlihat dalam kehidupan yang dipenuhi Roh Allah. Hidup dipenuhi dengan perkataan positif, jauh dari berbagai tindakan yang bodoh dan merugikan orang lain. Jadilah terang dan berkat bagi banyak orang dengan demikian kamu telah menjadi anak-anak terkasih Allah, terang yang penuh dengan kedamaian. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

(Diringkas dari Bahan Bulan Perdamaian Sinode GKMI)

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *