“REFORMASI LESTARI UMAT: BERDAYA KARENA KASIH DAN KARUNIA ROHANI”

—- No.: 42/10/XX/2019 | Minggu, 20 Oktober 2019 | 1 Korintus 14:1-14 —-

Manusia cenderung mengejar sesuatu yang sensasional, yang membuat dirinya kelihatan hebat karena punya kemampuan yang luar biasa dan “tidak biasa”. Ia ingin membuat orang lain terkagum-kagum dengan mempertontonkan kemampuannya. Dan itulah yang terjadi dengan jemaat di Korintus. Mereka mengejar dan menyombongkan karunia bahasa roh. Rupanya praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sombong dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya.

Paulus mengingatkan jemaat Korintus bahwa bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (ayat 10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (ayat 23). Untuk itu Paulus menganjurkan agar mereka tertib dalam beribadah dan mengusahakan karunia-karunia lain yang membawa manfaat lebih besar dan lebih langsung bagi orang lain dalam konteks ibadah bersama.

Paulus menasihati anggota-anggota jemaat Korintus yang mendapatkan karunia-karunia istimewa dari Tuhan agar mereka mengejar kasih. Anjuran ini merupakan antisipasi Paulus agar jemaat tidak jatuh ke dalam kesombongan keakuan karena memiliki karunia-karunia yang istimewa. Rupanya ada di antara jemaat yang merasa sangat bangga karena dikaruniai kemampuan berbahasa roh.

Paulus mengingatkan jemaat yang berbahasa roh bila hanya orang tersebut yang merasakan manfaat karunia yang dimilikinya. Padahal ada orang-orang atau jemaat yang harus diberi perhatian yang khusus dan sepantasnya melalui karunia yang dimilikinya (ayat 2).

Paulus justru menganjurkan kepada mereka untuk mempertimbangkan orang lain sehingga karunia yang mereka miliki bermanfaat membangun kehidupan orang lain. Hal ini sesuai dengan arti dari bernubuat yaitu menyampaikan firman Tuhan yang membangun, menghibur dan menasihati sesama anggota jemaat Kristus untuk hidup lebih sesuai lagi dengan kehendak Tuhan (ayat 3).

Paulus mendorong jemaat Korintus untuk berusaha (zēloō) memperoleh karunia-karunia yang lebih utama (12:31). Setiap jemaat ditantang untuk mengupayakan karunia rohani yang beragam sehingga semua orang akan dibangun secara lebih efektif. Paulus juga menekankan pentingnya kasih dalam penggunaaan karunia-karunia roh. Keutamaan kasih ini ditunjukkan Paulus melalui dua hal.

Nasihat “kejarlah kasih itu” dimunculkan di awal kalimat awal untuk mengingatkan kembali bahwa karunia-karunia rohani yang tidak disertai dengan kasih adalah sia-sia (13:1-3).

Kata “kasih” juga dilekatkan dengan kata perintah diōkete (mengejar) yang sangat kuat, sedangkan kata “karunia-karunia rohani” dikaitkan dengan kata zēloute (berusaha). Dari strategi ini terlihat bahwa Paulus ingin menekankan sebuah kebenaran penting: mengejar kasih seharusnya mendahului usaha untuk memperoleh suatu karunia rohani.

Kasih perlu dikejar. Kasih harus diupayakan secara sungguh-sungguh. Hasrat yang besar terhadap karunia-karunia rohani hanya akan muncul apabila hati seseorang dikuasai oleh kasih yang sejati. Kasih mendorong seseorang untuk menjadi berkat bagi orang-orang lain, salah satunya melalui penggunaan karunia rohani untuk kepentingan bersama (12:7). Kasih membuat seseorang rindu melihat orang lain dibangun kerohaniannya.

Mengejar kasih dan mengusahakan memperoleh karunia-karunia roh dan mempergunakannya dalam roh dan akal budi untuk membangun kehidupan bersama dan kemudian mengenal Allah, itulah yang utama. Karunia-karunia roh merupakan kendaraannya, dan kasih sebagai mesin penggeraknya. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

(Diringkas dari Bahan Khotbah Minggu ke-3 Sinode GKMI)

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *