“BAGAIMANA MEMPEROLEH HIKMAT”

—- No.: 44/11/XX/2019 | Minggu, 3 November 2019 | Amsal 1:1-7 —-

Teks kita pagi ini diambil dari kitab Amsal. Mengapa perlu membaca kitab Amsal? Ada yang menjawab: demi memperoleh hikmat, yang adalah kemampuan untuk mengarungi kehidupan. Dengan memperoleh hikmat maka hidup kita menjadi lebih baik.

Alkitab menyatakan bahwa anak Tuhan tidak berarti luput dari masalah. Bahkan, Alkitab menyatakan sebaliknya. Kehidupan memang menjanjikan bentuk-bentuk kebahagiaan tertentu, tetapi menurut 2 Korintus 1:5 (Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah) kebahagiaan itu pun ditemukan dalam konteks penderitaan. Sukacita sejati hanya dapat ditemukan di surga. Di bumi manusia akan berjumpa dengan berbagai masalah.

Masalah bisa saja datang sejak bangun tidur sampai menjelang tidur. Nah, bila demikian jadinya. Kita perlu memaknai hidup dengan hikmat agar hidup tidak berfokus hanya kepada kebendaan saja. Ada nilai-nilai hidup lainnya yang hanya diketahui melalui hikmat.

Bagaimana kita dapat berkata-kata dan bagaimana seharusnya bertindak? Bagaimana menangani masalah-masalah kehidupan? Bagaimana menghadapi orang-orang yang menyusahkan? Bagaimana mengekspresikan emosi? Alkitab berbicara jelas untuk menggambarkan orang yang sanggup mengarungi kehidupan dengan baik, yaitu “berhikmat.” Orang yang berhikmat, hidup dalam keberanian meski berada dalam berbagai kesulitan yang tidak terhindarkan.

Amsal 1:1-7 merupakan tujuan dari kitab Amsal. Mengetahui tujuannya, berarti kita membaca kitab Amsal keseluruhan dengan tujuan yang jelas pula. Salah satu tujuannya yaitu: mengetahui hikmat dan didikan! Hikmat merupakan konsep yang sangat kaya. Hikmat adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup.

Hikmat bukanlah sekadar kemampuan intektual. Hikmat memang masih punya kaitan dengan kecerdasan intelektual, namun fokus hikmat tidaklah di situ. Kitab Amsal menunjukkan hikmat yang terdapat pada beberapa binatang, bukan karena binatang-binatang itu mempunyai kecerdasan intelektual namun karena mereka tahu bagaimana menjalani kehidupan dengan baik.

Hikmat sungguh sangat penting untuk dimiliki. Bagaimana memperolehnya? Firman Tuhan berkata: “takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.” Titik penting memperoleh hikmat adalah dengan takut akan Tuhan. Kesadaran bahwa tidak ada dimensi hidup yang berada di luar bidang kekuasaan Tuhan, semuanya ada dalam kendali Tuhan, maka takut akan Tuhan adalah sesuatu yang sangat tepat.

Takut tidak berkonotasi negatif, malah seharusnya merupakan sebuah sikap positif terhadap Tuhan. Kalau berbuat salah maka kita layak takut kepada Tuhan, sebaliknya apabila hubungan dengan Tuhan itu baik, maka yang tepat adalah “hormat” bukan takut. Hormat pada Tuhan, maka hidup kita akan menjadi hidup yang bermakna. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *