“ADVEN 2: SIAPKAN HATI YANG BARU”

—- No.: 49/12/XX/2019 | Minggu, 8 Desember 2019 | Yehezkiel 36:24-29 —-

Minggu ini kita memasuki adven ke-2. Tema yang kita renungkan adalah Siapkan Hati Yang Baru. Apakah kita perlu mempersiapkan hati untuk menyambut Natal? Natal seringkali identik dengan konsumerisme. Tuhan Yesus yang dirayakan kadang dipinggirkan. Orang Kristen kehilangan makna Natal.

Kita perlu memperhatikan nasihat nabi Yehezkhiel. Dia menyerukan pertobatan kepada bangsa Israel. Dia menghimbau agar Israel membuka hati untuk menerima Roh Kudus. TUHAN akan memberikan hati baru dan roh baru ke dalam batin mereka. Mengapa Tuhan memberi hati dan roh yang baru? Karena mereka adalah bangsa pemberontak, keras kepala dan keras hati (2:4).

Ayat 25, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu.” Air jernih berbicara soal pemurnian atau pentahiran dosa. Allah bertindak sebagai subyek yang berinisiatif untuk mencurahkan air jernih yang fungsinya untuk mentahirkan dosa-dosa mereka.

Dalam Perjanjian Baru yang mentahirkan dosa adalah Tuhan Yesus melalui karya-Nya di kayu salib. Orang yang sudah tahir disebut sebagai ciptaan baru (2 Korintus 5:17). Ketika kita ditahirkan dengan darah Kristus, maka tabiat lama kita sudah berlalu. Istilah ciptaan baru adalah “diciptakan ulang” (ex-nihilo). Kita diregenerasikan atau dilahirkan kembali. “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat” (26).

Hati dalam Perjanjian Lama dipahami sebagai pusat atau inti dari kepribadian manusia. Seseorang kalau hatinya baik maka kepribadian juga baik. Tetapi sebaliknya kalau hatinya jahat, buruk, jahat, maka manusia itu juga jahat. Dalam Perjanjian Baru hati digunakan kata cardia (jantung) sebagai pusat kehidupan.

Hati dalam Perjanjian Lama dipahami sebagai pusat atau inti dari kepribadian manusia. Seseorang kalau hatinya baik maka kepribadian juga baik. Tetapi sebaliknya kalau hatinya jahat, buruk, jahat, maka manusia itu juga jahat. Dalam Perjanjian Baru hati digunakan kata cardia (jantung) sebagai pusat kehidupan.

Dalam Ayat 26 menyebutkan tiga tindakan TUHAN terhadap umat Israel. Pertama, TUHAN memberi hati baru dan roh baru kepada Israel sebagai pembaruan rohani. Pemberian hati baru dan roh baru dalam batin adalah anugerah TUHAN untuk melakukan yang terbaik.

Kedua, Menjauhkan Hati yang Keras. Bangsa Israel adalah bangsa yang keras kepala dan tegar tengkuk. Mereka telah melakukan kekejian-kekejian yang besar. Mereka  meninggalkan TUHAN. Tetapi Allah akan menjauhkan semuanya itu.

Ketiga, Tuhan Memberikan Hati yang Lembut. TUHAN sendiri akan bertindak untuk menolong umat Israel, dengan cara menjauhkan hati yang keras dan memberikan hati yang lembut. Seseorang akan mengalami transformasi total yang dilakukan oleh TUHAN di dalam batinnya.

Mari kita juga membuka hati seperti bangsa Israel supaya Tuhan memberikan hati dan roh yang baru dan melembutkan hati kita untuk menyambut Natal. Soli Deo Gloria.

Oleh: Pdt. David Sarju Sucipto

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *