“TIM MISI PAULUS DIARAHKAN ROH KUDUS. TERJADINYA GEREJA YANG PERTAMA DI EROPA”

—- No.: 22/5/XXI/2020 | Minggu, 31 Mei 2020 | Kisah Para Rasul 16:4-12 —-

Mengingat terjadinya gereja pertama di Eropa, tepat bila saat ini kita melihat sejarah singkat GKMI dan perkembangannya. Dari Kudus, GKMI berkembang ke seluruh Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB dan NTT serta menjangkau luar Indonesia. Gereja Kristen Muria di Indonesia (juga dikenal sebagai Gereja Kristen Muria Mennonite di Indonesia atau GKMI yang merupakan singkatan dari Gereja Kristen Muria Indonesia dalam bahasa Indonesia) adalah salah satu dari tiga sinode gereja Indonesia yang tergabung dalam Mennonite World Conference (MWC). Gereja melaporkan lebih dari 16.000 anggota tinggal di Jawa, Bali, Sumatra dan Kalimantan.

GKMI dimulai sebagai gerakan Kristen pribumi yang dimulai oleh pasangan Tionghoa Indonesia dengan nama Tee Siem Tat dan Sie Djoen Nio di kota Kudus di Jawa Tengah utara sebelum 1920. Kelompok ini diidentifikasi dengan keluarga gereja Mennonite ketika orang-orang percaya pertama mencari baptisan dari misionaris Mennonite Rusia yang bekerja di bawah Misi Mennonite Belanda di daerah Muria pada bulan Desember 1920. Kelompok ini mengorganisasi diri pada tahun 1925 menggunakan nama bahasa Belanda Chineesche Doopsgezinde Christengemeente (Sidang Mennonite Tiongkok) dan diakui oleh pemerintah Belanda. Hindia Timur pada tahun 1927. Menjelang tahun 1940-an, setengah lusin sidang telah dibentuk dengan melibatkan juga kelompok-kelompok orang percaya Tionghoa Indonesia yang telah beriman melalui pelayanan para misionaris Mennonite yang bekerja sebagian besar di antara penduduk Jawa di daerah itu. Mereka kadang-kadang juga menggunakan nama Tionghoa Tiong Hwa Kie Tok Kau Hwe (Gereja Kristen Cina). Mereka mengorganisir diri menjadi sebuah sinode yang disebut Khu Hwee Muria pada tahun 1948. Pada tahun 1958 mereka mengubah nama sinode menjadi Persatuan Gereja-Gereja Kristen Muria Indonesia (Persatuan Gereja-Gereja Kristen Muria Indonesia). GKMI bermunculan di komunitas Tionghoa Indonesia di kota-kota di sekitar Gunung Muria, gunung berapi purba di sepanjang pantai utara Jawa Tengah. Sejak 1960 telah menyebar di luar wilayah Muria dan ke dalam kelompok etnis lain di empat pulau utama Indonesia bagian barat dan akan terus meluas ke seluruh Indonesia dan dunia.

Begitu pun dengan PIPKA yang meluaskan pelayanannya dengan berpindah ke Jakarta pada tahun 1973-1974. Daerah jangkauan PIPKA adalah untuk Indonesia dan Dunia. Sejarah singkat PIPKA hingga HUT ke-55 (15 Mei2020), membuktikan bahwa visi dan misi PIPKA mulai digenapi oleh Tuhan.

Disadur dari Rancangan khotbah bulan Misi Sinode GKMI.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *