“BERBAHAGIALAH ORANG YANG MEMBAWA DAMAI, KARENA MEREKA AKAN DISEBUT ANAK-ANAK ALLAH”

—- No.: 37/9/XXI/2020 | Minggu, 13 September 2020 | Matius 5:9 —-

Kehidupan ini penuh konflik. Gesekan bisa terjadi di rumah, di tempat kerja, di masyarakat bahkan di gereja. Ada orang yang tidak bisa berdamai dengan dirinya sendiri apalagi dengan orang lain. Kita sebagai anak-anak Tuhan dituntut untuk membawa damai. Tuhan mengatakan “berbahagialah orang yang membawa damai” bukan “berbahagialah orang yang cinta damai.” Pemahamannya berbeda antara “membawa damai” dan “cinta damai.” Cinta damai adalah sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. Di mana sikap, perkataan dan tindakan tersebut terintegrasi menjadi satu. Cinta damai maksudnya orang yang dapat menghargai perbedaan yang dimiliki individu atau kelompok lain daripada dirinya.

Orang-orang yang membawa damai adalah mereka yang memiliki watak damai. Pembawa  damai berarti memiliki kecintaan yang kuat terhadap perdamaian. Kata “damai” dalam bahasa Yunani adalah eirene dalam bahasa Ibrani shalom. Bagi orang Kristen kata shalom sudah jadi sapaan yang lazim diucapkan. Kata ini biasanya diucapkan waktu ketemu dengan orang lain. Kata shalom memiliki makna yang mendalam. Maknanya adalah sejahtera, tidak ada yang hilang, tidak ada perpecahan, selalu sehat dan tercukupi.

“Orang yang membawa damai” seharusnya lebih tepat diterjemahkan “orang-orang yang mengusahakan damai” (peacemakers). Lawan dari “mengusahakan damai” adalah mengadu domba, memecah belah dan memfitnah. Mengusahakan damai berarti mengusahakan hubungan yang baik dan benar. “Karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” Ini tak boleh diartikan bahwa siapa saja yang “mengusahakan damai” otomatis mereka dapat disebut anak-anak Allah. Orang-orang yang mengusahakan damai disebut anak-anak Allah artinya “mirip dengan Allah.” Artinya mereka melakukan apa yang dilakukan Allah.

Salah satu ciri anak Allah adalah pembawa damai. Mari kita ciptakan damai di tempat kita berada. Layanilah orang-orang di sekitar kita dengan hati dan jiwa yang damai. Orang yang membawa damai cenderung mengutamakan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Orang yang membawa damai harus berani mengambil keputusan dalam situasi sulit apapun. Tuhan memberkati.

Oleh: Pdt. David SS

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *