“HAL MENGUMPULKAN HARTA”

—- No.: 47/11/XXI/2020 | Minggu, 22 November 2020 | Matius 6:19-24 —-

Yesus mengajar para murid mengikuti-Nya dengan sepenuh hati. Tidak menambatkan pikiran mereka kepada hal duniawi apapun, dalam hal ini mengenai mengumpulkan harta. Harta benda yang sejati berada di sorga dan tidak berupa materi.

Harta yang dikumpulkan di bumi tidak abadi. Ngengat dan karat dapat merusakkannya. Tidak berarti para pengikut Yesus dilarang melakukan pekerjaan sehari-hari dengan sungguh-sungguh atau mengambil untuk di saat berusaha. Yang Tuhan Yesus tegur adalah pemikiran duniawi yang berfokus kepada kesuksesan duniawi sebagai tujuan hidup dan mengabaikan hal-hal lainnya. Waspada terhadap materialisme yang mengikat hati kita ke dunia ini.

Perhatikan, Tuhan Yesus sama sekali tidak pernah mengagungkan kemiskinan atau mengkritik kekayaan yang didapatkan dengan benar. Mengumpulkan harta penting, tapi juga harus ingat mengumpulkan harta di sorga jauh lebih penting. Di sorga tidak ada yang merusakkannya. Tempat di mana kita menaruh harta, di situlah hati kita berada.

Untuk melihat ini semua perlu ada mata yang terang. Mata rohani yang jernih sehingga dapat bersikap dengan tepat dan benar dalam mengumpulkan harta. Mata adalah sumber terang dari seluruh tubuh. Ia berfungsi sebagai pelita. Oleh sebab itu mata harus sehat (baik) dan berfungsi seperti seharusnya.

Sebaliknya, mata yang gelap (tidak baik) membuat seseorang hidup dalam kegelapan. Kegelapan menguasai tubuhnya karena tidak ada mata yang terang yang memampukan berjalan sekalipun dalam kegelapan. Jika seseorang membagi perhatiannya dan mencoba mengutamakan baik Allah maupun hartanya maka ia tidak mempunyai penglihatan yang jelas. Ia akan hidup tanpa orientasi atau arah yang jelas.

Melayani Allah harus sepenuh hati. Tidak dapat dilakukan setengah-setengah. Harus memilih salah satu antara terang atau gelap, tidak dapat memilih keduanya. Seseorang mustahil setia kepada Allah sekaligus kepada uang, jika demikian sesungguhnya ia mencintai uang lebih daripada Tuhan. Setia kepada Mamon hanya akan menjauh seseorang dari Tuhan. Melayani Tuhan bukanlah urusan paruh waktu tetapi menuntut sikap berbakti sepenuh hati. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *