“KAMI TELAH MELIHAT BINTANG-NYA”

—- No.: 1/1/XXII/2021 | Minggu, 3 Januari 2021 | Matius 2:1-12 —

Perkembangan teknologi dan keilmuan terkadang dipertentangkan dengan iman Kristen. Ini tidak salah tetapi juga tidak selalu benar. Seringkali keilmuan dan teknologi dipakai sebagai sarana pembuktikan kebenaran iman. Yang perlu diperhatikan, tanpa pembuktian keilmuan dan teknologi, kebenaran tetaplah kebenaran.

Kisah orang-orang majus dari Timur yang diyakini ahli perbintangan, membuktikan bahwa keilmuan dan teknologi dipergunakan Tuhan untuk memberitakan kabar kedatangan Tuhan Yesus ke dunia. Mereka sudah terbiasa melihat dan menyelidiki bintang-bintang. Kali ini mereka melihat bintang yang tidak biasa. Fenomena bintang yang tidak biasa. Makanya tidak aneh bila mereka mengadakan perjalanan yang cukup jauh untuk menyaksikan bintang tersebut. Berani mengambil risiko demi melihat bintang.

Keilmuan dan rasio membawa mereka kepada raja Herodes, yang punya kuasa atas wilayah tempat bintang itu berada. “Kami telah melihat bintangnya,” demikian kata orang majus. Herodes yang tidak tahu menahu ilmu perbintangan, mencoba bertanya pada para ahlinya. Tibalah Herodes pada kesimpulan bahwa seorang raja telah lahir. Anak itu akan merebut kekuasaan dari dirinya. Maka ia berpesan pada orang majus agar ia diberitahu di mana bintang itu berada.

Orang-orang majus itu mendapati seorang anak yang dilahirkan di tempat tepat di mana bintang itu berada. Mereka meyakini inilah maksud dari bintang yang mereka lihat. Fenomena bintang yang mereka lihat sekarang menjadi makna yang mendalam bagi mereka dalam diri seorang anak. Anak yang tidak biasa.

Selain itu, orang-orang majus ini lebih tunduk pada mimpi mereka. Mereka memilih untuk tidak datang ke raja Herodes, tunduk pada mimpi yang diterima. Mereka yang punya ilmu tinggi, tunduk juga pada hal-hal yang tidak masuk akal bagi mereka. Ya, inilah kebenaran iman. Iman lebih tinggi dari keilmuan. Keilmuan bisa dipakai untuk mendukung kebenaran. Bagaimana pun juga kebenaran tetaplah kebenaran, melebihi batas keilmuan, pengetahuan dan ketidaktahuan manusia.

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *