“ORANG BERDOSA BERSERAH PADA PEMELIHARAAN-NYA”
—- No.: 7/2/XXII/2021 | Minggu, 14 Februari 2021 | Ayub 7:20 —
Ayub adalah seorang yang saleh, benar, jujur dan takut akan TUHAN tetapi TUHAN mengijinkan penderitaan menimpa Ayub. Harta Ayub dirampok. Para pekerjanya juga mati. Semua anaknya meninggal dalam bencana angin ribut. Kejadian itu hampir bersamaan. Bagaimana reaksi Ayub adalah 1:21, “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan.” Penderitaan Ayub tidak berakhir dengan kehilangan anak dan harta. Ayub menderita penyakit barah yang busuk dari telapak kaki sampai ke kepala. Lalu istri Ayub suruh mengutuki Tuhan. Jika di pasal 1 Ayub begitu tegar menghadapi penderitaannya, maka pasal 7 menunjukkan akan kerapuhannya dan keterbatasannya dalam mengatasi masalah hidup. Di tengah kesesakannya, di tengah keputusasaanya dan di tengah-tengah ketidakberdayaan menghadapi pergumulan hidupnya, Ayub memilih untuk berseru dan memohon kepada Tuhan.
Hidup kita penuh dengan misteri. Ada masanya kita gembira karena mengalami berbagai hal yang baik. Namum ada kalanya kita tenggelam dalam keluh kesah karena merasa hal-hal buruk datang menimpa. Kita tahu bahwa kehidupan Ayub sangat berat. Jika kita membaca Ayub pasal 7, kata-kata yang dipakai Ayub begitu memilukan. Saking beratnya tekanan kehidupan, Ayub merasa diawasi terus oleh penjaga. Ayat 20, “Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? Ketika Ayub ingin beristirahat sejenak untuk tidur, tiba-tiba ia dikagetkan oleh mimpi (13-14). Ayub pun putus asa (16). Ayub sampai-sampai merasa tidak sempat menelan ludahnya sendiri oleh karena berbagai persoalan yang datang dan berpikir kematian adalah jalan keluarnya (19).
Pergumulan Ayub amat berat, namun ketika ia dipulihkan, akhirnya Ayub menyesal dan berkata benar tentang Sang Pencipta. Secara umum pengalaman Ayub ini adalah pelajaran bagi umat Tuhan saat ini. Memang dalam menghadapi penderitaan kadang kita protes seperti Ayub. Dalam kehidupan kita ada masa di mana kita merasakan penderitaan seperti Ayub. Ketidakadilan, kehilangan, sakit penyakit dan persoalan bertubi-tubi menimpa kita, sehingga untuk menelan ludah pun kita merasa tak sempat. Pandanglah Tuhan, sesungguhnya Tuhan mengerti persoalan kita. Dia peduli akan kesulitan kita. Dia juga yang akan memberikan jalan ke luar kepada kita. Bersyukurlah dalam segala keadaan karena segala hal yang kita alami adalah untuk membuat kita lebih mengenal Sang Pencipta. “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau” (Ayub 42:5).
Oleh: Pdt. David Sarju Sucipto
Recommended Posts
“PERSEMBAHAN ROHANI DARI IMAMAT KUDUS”
November 14, 2024
“TUHAN, KEADILAN KITA”
November 07, 2024
“DIUTUS UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK”
November 01, 2024