“SESUATU BUKANLAH YANG NAMPAK”
—- No.: 8/2/XXII/2021 | Minggu, 21 Februari 2021 | Amsal 16:2 —
“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati” (Amsal 16:2)
Mengendalikan hati dan pikiran tidaklah segampang kita mengendalikan sepeda motor yang kita kendarai yang begitu mudah dibelokkan ke kanan atau ke kiri, dipercepat atau diperlambat. Hati dan pikiran memanglah tidak mudah untuk dikendalikan dan oleh karenanya tanpa kita sadari justru hati dan pikiran telah membawa kita kepada jalan-jalan yang salah. Namun sayangnya kita berpikir bahwa kita sudah berada di jalan yang benar.
Melalui kitab Amsal yang ditulis oleh Raja Salomo, Kita melihat Raja Salomo yang dekat, intim dengan Tuhan dan tahu akan apa yang dia minta kepada Tuhan. Ketika diberikan kesempatan untuk meminta, ia hanya meminta untuk bisa membedakan mana yang baik dan jahat. Itulah hikmat. Tetapi kita harus menyadari bahwa hari ini kita ada di dalam dunia yang tercemar dosa. Segala sesuatu tidak lagi berjalan dengan apa yang Tuhan mau tetapi berjalan sesuai dengan apa yang kita mau. Untuk itu jauh-jauh hari, pengamsal dalam hikmat Tuhan menuliskan bagian ini. Sebab hari ini kita melihat banyak kekacauan moral, ketiadaan norma dan etika di sekitar kita. Untuk itu kita kembali diajar, ditegur dan diingatkan untuk bisa memaknai hidup ini dalam hikmat yang benar yaitu hikmat yang didasarkan oleh takut akan Tuhan. Bila beroleh hikmat Tuhan maka kita akan mudah untuk memahami tema hari ini. Tiga yang menjadi bagian penting dari renungan kita hari ini adalah: mengapa kita harus mempercayai-Nya, apa yang membuat kita percaya kepada Allah yang demikian, dan bagaimana kita harus percaya kepada Dia ketika Ia berkata “Sesuatu bukanlah yang Nampak”.
- ALLAH YANG MENGUJI HATI
Tuhan menguji hati. “Menguji” artinya menilai hati kita, menilik hati kita dan melihat hati kita. Seberapa dekat kita dengan Tuhan itu tidak dapat dibuktikan dengan kegiatan rohani kita. Dekatnya kita dengan Tuhan lebih terlihat ketika kita sendiri ketika berada dengan Tuhan. Tuhan yang menguji dan menilik hati. Hati dalam bagian ini adalah bagian paling dalam dari diri seseorang. Daud berkenan di hadapan Tuhan karena ia senantiasa memohon Tuhan mengevaluasi hatinya. Perbuatan yang dilakukannya mungkin sudah benar dan tepat, namun niat dan ketulusan hati bisa saja berkata lain. Itulah sebabnya, ia selalu memohon Tuhan untuk mengoreksi sampai ke kedalaman hatinya. (Mazmur 139:23-24).
2. HIDUP DALAM RANCANGAN ALLAH
“Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri,.. “, (ayat 2). Dalam menjalani kehidupan kita sering membuat perencanaan mengenai hal-hal yang akan kita lakukan ke depan, yang tak jarang menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, apakah rencana yang kita buat ini sesuai dengan kehendak-Nya Tuhan? Apa betul rencana-rencana ini untuk kemuliaan Tuhan? Atau malah sebaliknya? Menjadi kepentingan diri saya sendiri dan dunia ini? Memang membutuhkan perenungan dalam diri kita dengan Tuhan untuk mengetahui akan hal ini. (Mazmur 33:11).
- ALLAH YANG BEROTORITAS
Hati manusia memikirkan jalannya tetapi Tuhanlah yang menentukan arahnya. Bagian ini menarik. (Ayat 1) dibuka dengan “hati” dan (ayat 9) ditutup dengan “hati”, (ayat 1) dikatakan “Manusia menimbang-nimbang”, (ayat 9) dikatakan “Manusia memikir-mikirkan”. Berarti manusia berada di satu posisi lebih menempatkan kemampuan dan kekuatan diri yang diawali dari keadaan manusia dan ditutup lagi dengan keadaan manusia dan disimpulkan dengan kalimat “Tuhanlah yang menentukan arah”. Kita boleh berencana apapun, tetapi jalan dari Tuhan pasti tetap yang paling baik. Sudahkah kita bertanya kepada-Nya apa yang menjadi kehendak-Nya? Sudahkah kita mengetahui dan menjalani semua seturut dengan kehendak-Nya? Kita bisa merencanakan apapun dengan kemampuan kita, namun ingatlah bahwa Tuhan sudah memiliki rancangan-Nya sendiri bagi kita, sebuah rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan, yang menjanjikan kita hari depan yang penuh harapan. Tidak akan ada yang sebaik jalan Tuhan, karenanya temukanlah apa yang menjadi kehendak Tuhan dan berjalanlah di dalam-Nya.
Indahnya kalau kita mau mengikuti jalan Tuhan, tetapi sulitnya hidup kita bila menjauh dari jalan Tuhan. Di manakah kita berada saat ini? Bagaimana keadaan hati kita bersama Tuhan? Sesuatu bukanlah yang nampak, sampai kita mempercayai Dia. Maukah kita berkata, “Ya Tuhan ini aku”. Ke mana Allah menunjuk di situ tangan-Nya membuka Jalan. AMIN
Oleh: Ev. Yonathan Setiawan
Recommended Posts
“PENGHARAPAN DI TENGAH PERBEDAAN”
November 30, 2024
“SEORANG PUTRA TELAH DIBERIKAN UNTUK KITA”
November 20, 2024
“PERSEMBAHAN ROHANI DARI IMAMAT KUDUS”
November 14, 2024