“PENGHARAPAN YANG TIDAK BIASA”

—- No.: 14/4/XXII/2021 | Minggu, 4 April 2021 | I Korintus 15:55 —

Dari ilmu psikologi kita belajar bahwa pengharapan senantiasa bergantung pada objek yang kita anggap berharga, yang menjadi tumpuan pengharapan kita, yang pada gilirannya melahirkan semangat dalam diri kita untuk mendapatkan objek tersebut. Bayi yang menemukan bahwa bonekanya yang hilang ternyata tersembunyi di bawah bantal, akan memiliki pengharapan bahwa jika bonekanya hilang lagi, maka pasti bisa ia temukan di bawah bantal. Semakin berharga objek yang menjadi tumpuan pengharapan, maka semakin besar pulalah pengharapan.

Persoalannya, jika objek yang kita anggap berharga adalah objek yang fana, bersifat sementara, dan semata-mata terkait dengan hal-hal fisik belaka, maka pengharapan yang kita milikipun akan menjadi pengharapan yang biasa-biasa saja. Sebaliknya, jika objek yang kita anggap berharga adalah objek yang absolut, mutlak, maka pengharapan yang kita miliki akan menjadi pengharapan yang tidak biasa, pengharapan yang luar biasa.

Banyak orang menumpukan pengharapannya pada kekayaan, dan oleh karena itu ketika harga-harga saham terjun bebas dalam masa pandemi ini, maka merekapun depresi. Ada pula yang menumpukan pengharapannya pada popularitas, dan oleh karena itu ketika ada orang yang mengritik dirinya, ia jadi marah besar dan merasa dendam. Itulah pula yang terjadi dengan murid-murid Yesus di malam Jum’at Agung. Mereka kecewa berat karena pengharapan mereka bertumpu pada hal-hal yang fana, karena mereka memahami Yesus sebagai mesias yang akan membebaskan mereka dari penjajahan sebab Ia bisa melakukan mujizat. Oleh karena itu ketika Yesus ternyata ditangkap dan disalibkan tanpa perlawanan sama sekali, maka merekapun depresi.

Paskah adalah saat untuk mengingat kembali bahwa pengharapan kita seharusnya bertumpu pada sesuatu yang mutlak, absolut, yaitu kemenangan Kristus atas kuasa kematian sebagaimana dinyatakan dalam Firman Tuhan yang menjadi landasan tema Paskah hari ini, “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” (I Korintus 15:55).

Paskah mengingatkan kita bahwa kuasa Kristus telah mengalahkan kuasa kematian dan oleh karena itu tidak ada lagi yang perlu kita takuti di dunia ini. Biasanya kita memandang kematian sebagai kuasa yang paling absolut dalam kehidupan kita. Seolah-olah itulah akhir dari segalanya. Tapi Paskah mematahkan mitos ini. Dan jika kuasa kematian saja sudah bisa dikalahkan, maka apa lagi yang bisa membuat kita takut di dunia ini? Mungkin memang dalam kehidupan kita tidak ada laut yang dibelah atau air yang diubah jadi anggur. Namun dalam kehidupan kita selalu ada Kristus yang telah menang atas kuasa kematian Jum’at Agung. Keyakinan inilah yang seharusnya menjadi tumpuan pengharapan kita, sehingga pengharapan kita bukanlah pengharapan yang biasa-biasa saja, tapi pengharapan yang tidak biasa. Selamat Paskah. Tuhan Yesus memberkati.

Oleh: Pdt. Paulus Sugeng Widjaja

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *