“HIKMAT UNTUK MELEPAS”

—- No.: 34/8/XXII/2021 | Minggu, 22 Agustus 2021 | Kejadian 12:1-9 —-

Ikutlah perintah-Ku dan belajarlah dari pada-Ku; sebab Aku ini lemah lembut dan rendah hati, maka kamu akan merasa segar (Matius 11:29, BIS).

Tanggung jawab seorang murid kepada gurunya adalah belajar berdisiplin, tunduk pada perintah dan sedia untuk taat. Melanggarnya berarti tidak layak disebut sebagi murid yang baik dan berprestasi. Demikian juga dengan panggilan kita sebagai murid-murid Tuhan Yesus, harus menunjukkan perilaku dan gaya hidup selaras dengan kehendak-Nya. Ini berarti cara berpikir dan tindakan kita harus seirama pada tujuan dan pimpinan Tuhan. Namun demikian, memberi hidup seutuhnya bagi Tuhan selaku Guru yang Agung pada realitasnya sulit terwujud karena ketidaksediaan diri melepaskan dan mengubah sikap hidup mementingkan diri sendiri.

Kisah tentang pemanggilan Abraham untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dalam Kejadian 12:1-9 memberikan pelajaran berharga bagi kita, bagaimana seharusnya bersikap terhadap panggilan Tuhan.

Pertama, pemanggilan Abraham melibatkan pemisahan diri dari tanah airnya, sanak saudara dan keluarganya (ayat 1). Disini terdapat hikmat Allah yang menegakkan prinsip bahwa umat-Nya harus memisahkan diri dari segala yang menghalangi terwujudnya maksud-maksud Allah bagi hidupnya.

Kedua, Panggilan Abraham juga tidak hanya terdiri dari ragam janji berkat tetapi juga atas berbagai kewajiban. Di sini Allah menuntut ketaatan maupun penyerahan diri totalitas kepada-Nya sebagai Tuhan agar dapat menerima apa yang dijanjikan-Nya. Abraham memiliki iman kepada Allah yang dinyatakan dalam ketaatan dan ketundukan sehingga dirinya menjadi teladan iman bagi keturunannya dari generasi-kegenerasi (Kejadian 15:6, Galatia 3:6, Ibrani 11:8-19).

Sebagai orang percaya, hidup beriman kepada Yesus sebagai Juruselamat haruslah meliputi ketaatan utuh kepada-Nya, termasuk kesediaan melepaskan gaya hidup mementingkan diri. Marilah melalui hikmat kebenaran ini, miliki sikap tunduk dan sedia melepaskan sikap egois yang menjadikan dirinya pusat dan lebih mengutamakan kepentingan dan perasaannya sendiri. Ucapkanlah syukur setiap saat dengan terus mengupayakan hidup berhikmat seturut karakter Kristus, sehingga sisa hidup yang kita jalani di dunia ini bernilai dan memberkati banyak orang. Tuhan memberkati!

Oleh: Pdt. Yakobus Kristiyono

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *