“KEDATANGAN-NYA: MENCARI DAN MENYELAMATKAN YANG HILANG”

—- No.: 49/12/XXII/2021 | Minggu, 5 Desember 2021 | Lukas 19:1-10   —-

Andaikan kita kehilangan sebuah barang, tindakan apa yang kita ambil: mencari barang itu atau membeli yang baru? Mungkin kita akan menjawab bahwa hal itu tergantung nilai barangnya mahal atau murah. Cara berpikir yang membedakan mahal-murah, kudus-najis, halal-haram, layak-tidak layak, suka-tidak suka, tanpa disadari menjadi tolak ukur dalam masyarakat untuk menilai segala sesuatu. Hal ini terlihat jelas pada kasus Zakheus, si pemungut cukai.

Ketidaksukaan masyarakat Yahudi atas Zakheus terletak pada pekerjaannya sebagai kepala pemungut cukai/petugas pajak (Lukas 19:2). Bagi masyarakat Yahudi, pemungut cukai adalah orang paling berdosa bagi Allah. Mereka suka memeras bangsanya sendiri. Mereka tidak pantas mendapat pengampunan dan keselamatan Allah. Tidak heran ketika Yesus mengatakan akan bertamu dan menginap di rumah Zakheus, secara spontan masyarakat Yahudi mencibir Zakheus dan Yesus (Lukas 19:3-7).

Yesus sendiri tidak peduli dengan anggapan orang banyak tentang dirinya. Tujuan Yesus ke dunia adalah mencari dan menyelamatkan domba Allah yang terhilang (Lukas 19:9-10), dan Zakheus adalah salah satunya. Karena itu, Yesus wajib bertamu dan menginap di rumah Zakheus (Lukas 19:5). Di rumah Zakheus, Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dan Zakheus menyambutnya dengan pertobatan. Wujud konkret pertobatan adalah perubahan hidup lewat tindakan. Zakheus berkomitmen kepada Yesus bahwa dia akan memberi separuh hartanya membantu orang miskin. Selain itu, ia akan membayar empat kali lipat, jika ia pernah memeras dan menipu orang lain (Lukas 19:8). Di sini kita melihat bagaimana Zakheus mengalami pembaruan hidup.

Bisa jadi kita sama seperti Zakheus, pernah menjadi orang yang terhilang. Seseorang disebut terhilang, apabila ia menyimpang jauh dari rencana Allah. Melalui keselamatan dalam Kristus, kita telah ditempatkan kembali pada rencana Allah yang semula yaitu menjadi ciptaan baru. Sebagai ciptaan baru, Allah menghendaki agar hidup kita menjadi rahmat bagi orang lain, yaitu menerima sesama dengan cinta kasih dan tulus hati. Kita patut bersyukur, sebab kedatangan-Nya (natal) untuk mencari dan menyelamatkan manusia yang terhilang. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *