“MUNGKINKAH SEMPURNA?”

—- No.: 52/12/XXII/2021 | Minggu, 26 Desember 2021 | Matius 19:16-26 —-

“Ada Harga Ada Barang” merupakan sebuah kalimat yang sering kita dengar dan juga kita percaya. Sebuah kalimat yang cukup menggambarkan cara manusia hidup di zaman ini, bahwa untuk mendapatkan sesuatu kita harus memberikan sesuatu. Sehingga muncul sebuah pernyataan bahwa “Tidak ada yang namanya gratis di dunia ini.” Tak jarang, pola pikir ini juga kita terapkan dalam kehidupan rohani kita. Banyak orang yang merasa bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan “Keselamatan dan Kehidupan Kekal.” Dan kemungkinan besar, pola pikir seperti inilah yang melatarbelakangi pertanyaan sang pemuda kaya yang bertanya kepada Yesus dalam firman Tuhan yang kita renungkan hari ini.

Firman Tuhan mengatakan bahwa dia adalah seorang pemuda yang sukses dan kaya. Di usianya yang masih muda, ia sudah menjadi pemimpin, dan bahkan juga memiliki standar kehidupan rohani yang begitu baik dan ketat (Lukas 18:18-27). “Hampir Sempurna” mungkin itulah kata yang cocok untuk menggambarkan kehidupan sang pemuda kaya tadi. Namun sayang, ia memiliki pemahaman yang salah terhadap keselamatan dan kehidupan kekal. Ia berpikir bahwa cara untuk memiliki hidup yang kekal adalah dengan mentaati seluruh hukum Taurat. Ketika Yesus bertanya mengenai ketaatannya kepada seluruh perintah Allah, ia berkata, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” (ayat 20). Namun, jawaban Yesus begitu mengagetkannya dan dengan sontak membuatnya terdiam. Apa yang dianggapnya sempurna ternyata masih jauh dari standar kesempurnaan Allah. Hidupnya memang terlihat saleh dan sempurna, namun hatinya lebih melekat kepada hartanya daripada kepada Allah dan kehendak-Nya. Ternyata respons mengagetkan dari Yesus tidak berhenti di sana. Yesus menyampaikan kepada murid-murid-Nya bahwa “Tidak mungkin bagi manusia untuk masuk ke dalam kerajaan Allah dengan usahanya sendiri” (ayat 23-24). Dan ketika murid-murid-Nya bertanya, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus menjawab, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Respons yang Yesus berikan kepada pemuda kaya dan murid-murid-Nya sekali lagi mengingatkan kita bahwa manusia tidak dapat memperoleh keselamatan dan kehidupan kekal dengan kekuatannya sendiri. Karena itu jangan pernah sekalipun kita merasa berbangga diri atau bahkan sombong dengan segala yang kita miliki, entah itu harta maupun kehidupan rohani kita yang begitu baik. Semuanya itu seperti “Sampah” di hadapan Tuhan. Keselamatan bukanlah sesuatu hal yang bisa kita dapatkan karena apa yang kita perbuat atau apa yang kita miliki, sebab hal itu “Mustahil bagi Manusia” (ayat 23-24). Namun firman Tuhan mengatakan bahwa apa yang mustahil bagi manusia itu mungkin bagi Allah. Apa yang tidak bisa manusia lakukan, telah Yesus tuntaskan dengan sempurna di kayu salib. Manusia tidak mungkin sempurna, namun kesempurnaan Yesus telah memberikan kita keselamatan dan kehidupan kekal ketika kita percaya kepada-Nya. Maukah kita berjuang untuk hidup kudus dan mentaati perintah Tuhan, bukan karena kita ingin selamat, melainkan sebagai ungkapan syukur karena kita telah diselamatkan oleh Yesus. Kiranya hidup kita boleh menjadi persembahan dan pujian yang indah bagi Yesus dan membawa orang lain untuk dapat mengenal-Nya. Soli Deo Gloria.

Oleh: Sdr. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *