“YA TUHANKU DAN ALLAHKU!”

—- No.: 20/5/XXIII/2022 | Minggu, 15 Mei 2022 | Bahan: Yohanes 20:24-29 —

Apakah artinya mengaku Yesus Kristus adalah “Tuhan dan Allah? Tidakkah cukup menyatakan bahwa ia seorang nabi? Pengakuan Tomas tentang Yesus, “Ya Tuhanku dan Allahku!” menantang kita untuk memikirkan kembali pemahaman dan keyakinan kita tentang ketuhanan dan keilahian Yesus Kristus.

Apakah artinya bahwa Yesus adalah “Tuhanku dan Allahku”? Pertama, dalam Injil Yohanes, gelar “Tuhan” hanya merujuk pada Yesus. Yesus menerima dan membenarkan gelar tersebut: “Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.” Kedua, dalam Injil Yohanes keilahian Yesus dikemukakan dengan berbagai cara. Pembukaan Injil Yohanes menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Firman yang telah menjadi manusia. Firman itu ilahi seutuhnya, sebagaimana halnya Allah: “dan Firman itu adalah Allah.” Dengan perkataan lain, baik Sang Allah maupun Sang Firman adalah Tuhan, ilahi seutuhnya. Sang Firman terlibat dalam karya penciptaan: Segala sesuatu dijadikan oleh Dia (“segala sesuatu dijadikan melalui Dia,” ayat 3). Di dalam Sang Firman ada kehidupan yang menerangi manusia dan bercahaya di dalam kegelapan (ayat 4 – 5).

Yesus adalah Tuhan. Dengan menyebutnya Tuhan, kita mengimani Dia sebagai Mesias/Kristus, Anak Allah, Raja Israel. Dengan menyebut Yesus “Tuhanku,” kita menyatakan bahwa kita adalah milik-Nya, mengabdikan hidup kita kepada-Nya, serta belajar untuk senantiasa menaati dan melayani Dia.

Yesus adalah Allah. Dia adalah Sang Firman, (pribadi) yang berbeda dengan Allah (Bapa), ilahi seutuhnya sama dengan Bapa, namun tidak terpisahkan dari Bapa. Dogmatika menyebutnya: Allah Putera atau Pribadi yang kedua dalam Ketritunggalan Allah. Dengan berinkarnasi (=menjadi manusia), Sang Firman mengenakan natur insani seutuhnya.

Murid-murid Yesus, termasuk Tomas, mengalami anugerah Allah. Mereka terbilang di antara orang-orang yang telah diberikan Allah kepada Yesus dan ditarik untuk datang kepada-Nya. Itulah sebabnya mereka tiba pada pengenalan yang benar akan Dia. Bagi mereka, Yesus adalah Guru dan Tuhan, tetapi juga Allah sekaligus. Di dalam Dia mereka mengenal/mengalami kebapaan Allah dan menjadi anak-anak- Nya. Demikian pula orang-orang beriman di sepanjang zaman, termasuk kita. Dalam kacamata Kisah 13.48, kita dapat berkata-kata tentang “orang-orang yang telah ditentukan Allah untuk hidup yang kekal.” Amin.

Disadur dari rancangan khotbah bulan misi sinode GKMI tahun 2022

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *