“KASIH YANG MEMERDEKAKAN”

—- No.: 35/8/XXIII/2022 | Minggu, 28 Agustus 2022 | Bahan: Galatia 5:13-14 —-

Banyak orang yang salah kaprah memaknai arti kemerdekaan, mereka berpikir merdeka adalah melakukan apapun yang mereka lakukan dengan sebebas-bebasnya. Kemerdekaan itu bukan bebas-sebebasnya, namun kebebasan yang bersyarat. Kereta boleh berlari sekencang-kencangnya namun tetap di atas rel, ikan boleh berenang sesuka hatinya namun tetap di dalam air, karena di luar itu yang ada bukan merdeka namun bencana. Teks hari ini menjelakan bahwa sesungguhnya kebebasan bukanlah ketidak-pedulian terhadap sesama. Namun sebaliknya, kebebasan mengarahkan kita pada kebaikan, bukan berbuat apa saja demi kenyamanan diri sendiri, tetapi berbuat apa saja demi kebaikan bersama.

Nats pembacaan hari ini terjadi ketika Rasul Paulus menempuh perjalanan ke Asia, khususnya di Galatia. Ia melakukannya untuk mendengar dan melihat secara langsung pertentangan apa yang terjadi di dalam jemaat Galatia. Persoalan utama yang menjadi pertentangan di jemaat Galatia antara lain adalah:

-Apakah iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat itu satu-satunya syarat untuk selamat?

-Apakah ketaatan kepada upacara dan peraturan Yahudi tertentu yang tertulis dalam Perjanjian Lama masih diperlukan untuk memperoleh keselamatan dalam Kristus?

Lalu, apa yang dapat kita maknai dari “Kasih yang memerdekaan” yang sesungguhnya:

1. Kebebasan Kristen berkaitan dengan keselamatan dan kasih karunia (ayat 13)

Beberapa anggota jemaat di Galatia telah mengganti iman mereka kepada Kristus dengan iman kepada upacara-upacara legalistik dari hukum Taurat. Paulus hendak menyatakan bahwa mereka sudah berada di luar kasih karunia Allah. Hidup di luar kasih karunia berarti terasing dari Kristus dan meninggalkan prinsip kasih karunia Allah yang membawa hidup dan keselamatan. Hal ini berarti hubungan dengan Kristus ditiadakan dan tidak lagi tinggal di dalam Kristus. Alkitab mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan oleh iman. Dalam perikop pembacaan hari ini Paulus hendak mengajarkan yaitu Iman yang menyelamatkan adalah iman yang hidup kepada Juruselamat yang hidup, iman yang begitu vital sehingga mau tidak mau akan menyatakan diri di dalam perbuatan kasih.

2. Kemerdekaan orang percaya adalah untuk melayani Allah dan sesama dengan penuh kasih (ayat 14)

Sesamamu mengacu kepada setiap orang yang berhubungan dengan kita, bukan sekadar orang yang tinggal di dekat rumah kita. Perintah ini yang mengatur perlakuan orang Israel terhadap orang lain dikutip oleh Kristus “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39). Kemerdekaan yang disediakan oleh Kristus bukanlah kemerdekaan agar orang percaya dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan, tetapi untuk melakukan apa yang harus mereka lakukan. Kemerdekaan rohani sama sekali tidak boleh dipakai untuk menutupi kejahatan atau untuk membenarkan pertengkaran. Pembebasan Kristen memerdekakan orang percaya untuk melayani Allah dan orang lain dalam cinta kasih Allah dan dalam jalan kebenaran. Sekarang kita menjadi anak-anak Kristus yang hidup bagi Allah oleh kasih karunia. Maka layanilah Tuhan kita dan sesama dengan penuh kasih.

3. Berbahagialah kita

Berbahagialah kita yang sudah dipanggil dan dimerdekakan oleh sebab iman kita kepada-Nya, karena Dia sudah menyediakan bagi kita banyak di sorga. Berbahagialah kita yang sudah saling mengasihi sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri, karena Dia sudah lebih dulu mengasihi kita dan menebus dan memerdekakan kita dari perhambaan dosa dengan darah-Nya yang kudus dan mahal. Berbahagialah kita yang sudah memanfaatkan kemerdekaan kita untuk berbuat segala yang baik, lebih baik dan terbaik dalam nama-Nya.

Perenungan:

Allah dan Kristus memerintahkan supaya kita mengasihi sesama manusia. Juru Selamat memberi kita teladan bagaimana melakukannya. Hal ini diajarkan oleh Allah dan merupakan salah satu buah Roh, tanpa kasih, karunia dan pengurbanan tidak ada gunanya. Kasih adalah perintah yang agung, kita harus mengenakan kasih ini, mengikutinya, melimpah dan meneruskannya, dan, sambil saling merangsang satu sama lain untuk memilikinya juga, Ini merupakan penggenapan Hukum Taurat, adalah baik dan menyenangkan dan menjadi sebuah ikatan yang menyatukan dan kesempurnaan yang kekal.

Maha kasih yang ilahi, nikmat sorga, turunlah mendiami hati kami; Kau mahkota kurnia. Yesus, Kau berlimpah rahmat, Sumber kasih yang besar! Datanglah membawa s’lamat bagi kami yang gentar. AMIN!

Oleh: Ev. Yonathan Setiawan

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *