“AKU TELAH MENGALAHKAN DUNIA”

—- No.: 36/9/XXIII/2022 | Minggu, 4 September 2022 | Bahan: Yoh. 16:16-33; 1Yoh. 5:4-5 —-

Kepergian Tuhan Yesus adalah sebuah keniscayaan. Hal itu menimbulkan duka dan kegelisahan di hati para murid. Kepercayaan para murid semakin diuji saat mereka harus mencerna perkataan Tuhan Yesus yang tidak mereka mengerti (16:17). Kelemahan para murid adalah mereka tidak mampu memahami perkataan Tuhan Yesus yang begitu jelas bahwa Ia harus dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari lamanya. Walaupun demikian mereka tetap saja tidak memahami makna perkataan Tuhan Yesus ini.

Hal ini dapat terjadi karena hati mereka dipenuhi dengan dukacita yang mendalam, sehingga membuat mereka tidak dapat menangkap kata-kata Tuhan Yesus yang sesungguhnya adalah penghiburan itu. Selain itu, gagasan tentang kerajaan duniawi Kristus yang begitu dalam terukir di benak mereka, membuat mereka gagal memahami perkataan Tuhan Yesus.

Atas misteri perkataan Tuhan Yesus yang membuat para murid itu bingung, Ia memberikan penjelasan yang sekiranya dapat dipahami mereka:

  1. Kristus harus menderita di dalam dunia sebagai wujud ketaatan-Nya kepada Bapa.
  2. Sukacita para murid kelak ditandai dengan kembali-Nya Kristus ke dalam dunia.
  3. Setelah menyelesaikan tugas dari Bapa-Nya, Kristus harus meninggalkan dunia dan kembali kepada Bapa pada saat kenaikan-Nya ke sorga.
  4. Selama Kristus tidak bersama-sama para murid di dalam dunia, Ia pun tetap menyertai mereka dengan mengutus Roh Penghibur, yaitu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai mereka selama-lamanya (14:16).
  5. Dengan mata iman yang tertuju kepada Kristus, dan dalam pimpinan Roh Kudus, para murid akan mengalahkan dunia, seperti halnya Kristus mengalahkan dunia (16:33).
  6. Murid yang beriman adalah dia yang menerima janji damai sejahtera Kristus yang mengalami kemenangan.
  7. Damai sejahtera di dalam Kristus adalah damai sejahtera yang sejati, dan hanya di dalam Dia-lah orang dapat memperolehnya. Jadi perkataan Tuhan Yesus bukan hanya perkataan perpisahan semata.

Amin!

Disadur dari rancangan khotbah bulan perdamaian sinode GKMI tahun 2022

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *