“KEBANGKITAN DAN HIDUP”
—- No.: 47/11/XXIII/2022 | Minggu, 20 November 2022 | Bahan: Yohanes 11:1-44 —
Pendahuluan
Kematian adalah merupakan suatu fakta yang pasti akan terjadi dalam hidup setiap manusia. Seluruh perjalanan hidup manusia menuju ke satu arah yang kita tidak dapat hindari ialah kematian. Bagi banyak orang kematian merupakan sesuatu yang menakutkan karena tidak adanya pengharapan yang dimiliki setelah kematian.
Dalam Kejadian 2:17 berkata,”Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya engkau pastilah engkau mati. Akibat pemberontakan manusia terhadap Allah maka hukuman atas seluruh manusia adalah mati. Apa yang dimaksudkan dengan mati?
- Kematian jasmani yang memisahkan tubuh dan jiwa/roh. (Kejadian 3:19, Ibrani 9:27)
- Kematian secara rohani yang berarti manusia berpisah dari Allah sumber hidup. Manusia berpisah dari yang paling berharga dan yang paling penting dalam hidup manusia. Tidak ada persekutuan dengan Allah sudah putus karena dosa. (Efesus 2:1, 2)
- Kematian kekal berarti manusia terpisah dari Allah untuk selama-lamanya. Manusia kehilangan anugerah Allah selama-lamanya.
Semua manusia pasti berhadapan dengan kenyataan yang pahit ini ialah kematian jasmani, kematian rohani dan kematian yang kekal. Tetapi bagi orang percaya kepada Yesus, kematian tidak menjadi sesuatu yang menakutkan.
Pada bagian ini, kita akan mencermati pengajaran dari Yohanes 11:1-44. Bagian Firman Tuhan inilah sangat menguatkan dan memberi pengharapan bagi dunia. Yesus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.
Kita akan melihat apakah arti rohani dari pernyataan Yesus tersebut:
Pertama Yesus adalah Allah
Istilah “Akulah” bersumber dari kata Aku adalah Aku. Dalam Keluaran 3:14 yang berkata, Firman Allah kepada Musa, “AKU adalah AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kau katakan kepada orang Israel itu, AKUlah AKU telah mengutus AKU kepadamu. Berarti bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya. Allah yang hidup, Yesus mau mengatakan bahwa Dialah satu pribadi yang kekal. Oleh sebab itu Yesus pernah berkata bahwa, “Sebelum Abraham ada, AKU ada.” Jelas bahwa Yesus adalah Allah yang menciptakan alam semesta. Maka ketika Yesus berkata, “Lazarus bangkitlah” maka Lazarus yang sudah empat hari dalam kubur dan sudah bau, bangkit. Hal ini menunjukkan Dialah Allah yang berdaulat atas hidup dan mati manusia.
Sewaktu Elisa membangkitkan anak perempuan Sunem, ia harus meminta kuasa dari Tuhan untuk menghidupkan anak itu kembali. Petrus juga demikian sewaktu membangkitkan Tabita, ia berlutut dan berdoa meminta supaya Tuhan membangkitkannya. Tetapi Yesus tidak perlu meminta kuasa sebab Yesus sendiri adalah Allah sumber kehidupan.
Kedua Tuhan Yesus berkuasa memberi hidup
Dalam Injil Yohanes, kata “hidup” dipakai sebanyak 66 kali, sedangkan frasa “hidup yang kekal” dipakai sebanyak 17 kali. Tetapi rasul Yohanes sering tidak membedakan di antara kedua istilah itu. Tujuan penulisan Injil Yohanes adalah pasal 20:31, yang menekankan barangsiapa yang percaya akan beroleh hidup kekal. Hidup kekal mempunyai aspek sekarang dan aspek yang akan datang.
Kebangkitan Kristus memberikan pengharapan untuk hidup sekarang. Dalam 1 Korintus 15:17 berkata, “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.” Kita lahir di dunia sebagai orang yang mati secara rohani karena dosa memisahkan kita dari Allah. Menurut John Stott, keterpisahan dengan Allah adalah inti dari neraka. Kristus mengalami neraka itu di atas kayu salib karena dosa kita. Ditinggal oleh Bapa untuk menggantikan kita, menanggung hukuman karena dosa kita. Dengan kematian dan kebangkitan-Nya memberikan harapan akan hidup sekarang ini bahwa ada jaminan keselamatan dari dosa kita, dan mengubahkan kita menjadi ciptaan yang baru. Jadi hidup yang Tuhan Yesus berikan artinya setelah kita percaya kepada-Nya kita tidak akan berpisah dari sumber hidup.
Pada masa yang akan datang Yesus memberikan harapan yaitu hidup kekal. Hidup kekal yang dimaksud adalah kebangkitan di akhir zaman. Ketika Tuhan Yesus datang kedua kalinya, orang percaya akan dibangkitkan secara jasmani, sama seperti Ia membangkitkan lazarus memanggil keluar dari kuburnya. Yesus berkata, “dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Berarti orang percaya yang dibangkitkan tidak akan pernah akan mati. Memiliki tubuh baru, yang kekal dan tidak dapat binasa.
Ketiga Tuhan Yesus mengharapkan respon iman
Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Dalam Injil Yohanes kata “percaya” dalam bentuk kata kerja pisteuo muncul hampir seratus kali. Percaya, lebih ditekankan sebagai respon manusia terhadap tawaran kasih Allah dan anugerah keselamatan-Nya. Maka kata pisteuo sering kali diikuti kata eis yang artinya pada waktu kita percaya pada seseorang, kita seperti masuk pada orang itu dan berserah sepenuhnya pada pribadi orang itu. Kita membutuhkan seorang Juruselamat karena kita berdosa. Kita tidak dapat menyelamatkan diri kita sendiri. Kita tidak layak menerima kasih dan keselamatan dari Yesus. Namun Ia mengasihi kita dan berjanji untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Keempat orang yang percaya kepada Tuhan Yesus tidak takut bersaksi
Murid -murid itu berkata kepada-Nya: “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana? Perempuan Samaria setelah percaya kepada Yesus yang adalah Mesias, ia segera bersaksi kepada penduduk kota Samaria bahwa ia berjumpa Mesias. Sekalipun ia seorang perempuan yang berzinah, ia tidak malu bersaksi karena pengampunan dosa yang diterimanya sangat besar. Sehingga banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus adalah Juruselamat.
APLIKASI
- Yesus adalah kebangkitan dan hidup, dengan menyatakan diri-Nya lewat mujizat, kematian dan kebangkitan-Nya supaya kita percaya bahwa Dialah Tuhan satu-satunya sumber hidup dan satu-satunya Juruselamat dari dosa. Apakah kita sudah mempercayai Yesus untuk menjadi Tuhan dan Juruselamat secara pribadi.
- Seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu kami juga berkata-kata.” Orang yang tidak bersaksi berarti tidak percaya. Kita yang sudah menerima anugerah yang besar, tidak akan mungkin kita diam melihat orang yang sekitar kita sedang berjalan ke neraka.
Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita semua.
Oleh: Pdt. Tiolina Ariani Aruan
Recommended Posts
“SUNGGUH, ORANG INI ADALAH ANAK ALLAH!”
June 28, 2025
“ORANG INI TIDAK BERBUAT SESUATU YANG SALAH”
June 21, 2025
“APA YANG KUTULIS, TETAP TERTULIS”
June 07, 2025