“KETAATAN BUKANLAH PILIHAN”

—- No.: 16/4/XXIV/2023 | Minggu, 16 April 2023 | Bahan: 1 Petrus 1:14 —

Kehidupan yang aman tentram dan tanpa masalah. Inilah kehidupan yang diidamkan banyak orang. Terkadang, hanya untuk mendapat kehidupan yang bebas hambatan, ada anak-anak Tuhan yang rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Demi mencari “harapan” dan menghindari penderitaan, mereka meninggalkan hidup di dalam ketaatan. Namun, bukankah firman Tuhan berkata sebaliknya, “Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.” (1 Yohanes 3 : 3, 6).

Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini juga mengingatkan kepada kita bahwa hidup berpengharapan kepada Tuhan adalah hidup di dalam ketaatan. Rasul Petrus mengatakan kepada kita, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat,” sebagai peringatan akan status kita sebagai anak-anak Allah. Sehingga, ketaatan yang kita lakukan kepada Tuhan ini bukan lah sebuah pilihan yang kita bisa pilih lakukan atau tidak, melainkan sebuah respons alami yang sudah seharusnya kita lakukan dalam kehidupan yang berpengharapan kepada Allah.

Kalau kita perhatikan, perintah yang tercatat di ayat 13-16 dihubungkan oleh kata “Sebab itu…” Kata ini menunjukkan bahwa nasihat yang dikatakan oleh Petrus pada ayat 13-16 terkait dengan 12 ayat yang sebelumnya. Jadi, mengapa kita harus hidup sebagai anak-anak Tuhan yang taat? Jawabannya adalah karena kita sudah mendapat berkat keselamatan yang begitu luar biasa dari Tuhan (suatu pengharapan atas kasih karunia Tuhan) maka sudah seharusnya kita berpikir, bertindak sebagai anak-anak Tuhan yang taat dan hidup di dalam kekudusan kita.

Seringkali kita menganggap bahwa ketaatan itu seperti jeruji besi yang mengurung atau pasung yang membelenggu ruang gerak kita. Sehingga tak jarang kita taat kepada Tuhan karena adanya paksaan atau sekadar untuk mengikuti tuntutan dari luar. Namun Tuhan Yesus tidak menginginkan ketaatan yang demikian. Hidup di dalam ketaatan, seharusnya bukan terjadi karena adanya paksaan melainkan karena kerinduan hati yang mendalam. Kerinduan untuk menjadi serupa dengan Kristus yang kudus. Inilah yang menjadi pembeda antara orang Kristen dengan orang dunia. Sebab itu marilah kita berjuang untuk hidup dalam ketaatan. Dengan hidup taat dalam kekudusan, kehidupan kita akan memuliakan Tuhan, dan menjadi kesaksian bagi sesama.

Oleh: Sdr. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

 

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *