“DISALIBKAN DENGAN KRISTUS”

—- No.: 23/6/XXIV/2023 | Minggu, 4 Juni 2023 | Bahan: Galatia 2:19b-20—

Salah satu pertanyaan besar dari orang percaya adalah, mengapa orang-orang yang mengaku percaya kepada Kristus tetapi hidupnya tidak berpadanan dengan Kristus? Hidup orang percaya yang seharusnya membawa jiwa-jiwa kepada Kristus malah menjadi batu sandungan bagi orang percaya dan bahkan halangan bagi orang lain untuk datang kepada Kristus. Adakah yang salah dalam pengajaran iman Kristen?

Galatia 2:19b-20 setidaknya memberi jawaban yang jelas dan tegas bagaimana orang percaya harus hidup. Idealnya, bila iman orang percaya seperti yang terdapat pada ayat ini, maka tidak akan ada lagi pertanyaan di atas. Bagaimana bisa terjadi? Mari kita simak.

Pernyataan rasul Paulus “aku telah disalibkan dengan Kristus” memberikan informasi bahwa kehidupan dan pelayanannya didasarkan pada “telah disalibkan.” Manusia lama dari rasul Paulus sudah ditanggalkan dan menjadi manusia baru. Keegoannya sudah tidak ada lagi (mati) karena telah disalibkan bersama Kristus. “Aku” menjadi masalah besar bagi orang percaya apabila tidak dapat menanggalkan ke-aku-an. Bila “aku” masih berkuasa, itu dapat diartikan bahwa ia menolak Tuhan. Tidak ada ruang bagi Tuhan dalam “aku,” hanya “aku” yang berkuasa atas dirinya sendiri.

Orang yang sudah dibaptis tidak secara otomatis menanggalkan keakuannya. Berbeda bila orang yang dibaptis itu memaknainya bahwa ia sudah mati dan dikuburkan bersama Kristus, kemudian dibangkitkan bersama Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya. Keseluruhan hidup dari orang tersebut dapat dikatakan “Kristus hidup di dalam aku.” Ia akan mengidentifikasi diri dan hidup seperti Kristus hidup. Berjuang sungguh-sungguh dalam hidupnya untuk menjadi sama seperti Kristus. Tidak ada sedikit pun ruang dalam dirinya yang tidak seperti Kristus. Apa yang dipikirkan, dikatakan dan dilakukan semuanya adalah tentang Kristus.

Realitasnya adalah hidup orang percaya masih di dalam daging tetapi seluruh kehendaknya adalah tentang kemuliaan Kristus. Sekalipun kemuliaan itu menempuh jalan penderitaan dan kesukaan, ia akan berani menghadapi dan hidup di dalamnya sebab Kristus sudah memberikan teladan dengan menderita dan mati di kayu salib. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *