“KESABARAN”

—- No.: 33/8/XXIV/2023 | Minggu, 13 Agustus 2023 | Bahan: Mazmur 37:7—

Sebuah kutipan berkata bahwa, “Cara tercepat untuk membuat sesuatu yang spesial menjadi terlihat biasa saja, adalah dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain.” Tak heran, ketika kita membandingkan sesuatu dengan yang lain dan merasa adanya ketidakadilan. Hati yang awalnya penuh dengan sukacita dapat dengan mudahnya kehilangan kesabaran dan berubah menjadi amarah. Sebab itulah Pemazmur memulai bagian ini dengan satu kalimat yang menusuk persoalan tentang bagaimana seharusnya respons kita terhadap ketidakadilan dalam hidup: “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang” (ayat 1). Di dunia  ini, banyak orang merasakan kecemburuan yang besar, ketika melihat betapa nyaman dan makmurnya hidup orang-orang yang melakukan kejahatan. Sedangkan di sisi yang lain, orang yang hidupnya tulus dan jujur malah harus berjuang dan mengalami kesusahan. Namun apakah benar orang jahat hidupnya selalu nyaman, sedangkan orang baik hidupnya selalu menderita?

Syukur kepada Tuhan, karena Firman Tuhan tidak berkata demikian. Firman Tuhan dengan tegas berkata akan betapa rentan dan terbatasnya hidup orang yang berbuat jahat (ayat 2, 9). Ini berarti, meskipun hidup orang jahat terlihat dipenuhi dengan kelimpahan, namun sesungguhnya hidup mereka begitu rentan dan mudah jatuh. Berbeda halnya dengan orang-orang yang hidupnya takut akan Allah. Pemazmur menggambarkan hidup mereka itu selalu ditopang dan dipelihara oleh Allah, bahkan penuh dengan kelimpahan (ayat 33-34, 39-40). Melalui Firman Tuhan ini, Pemazmur mengingatkan kita bahwa di tengah kesusahan dan ketidakadilan yang kita hadapi dalam hidup ini, Allah tidak pernah tinggal diam dan mengabaikan kesusahan umat-Nya. Ia peduli dan memperhatikan, meski tidak selalu kita melihat jalan dan karya-Nya atas hidup kita.

Pemazmur sadar bahwa “Perbandingan adalah Pencuri Kebahagiaan.” Sebab itulah, daripada sibuk membandingkan kehidupan kita dengan orang jahat (fasik), Pemazmur menasihatkan kita agar lebih sibuk “Berdiam diri di hadapan Tuhan dan menantikan Dia.” Sebab, ketika kita mendekat kepada Tuhan, kita akan semakin sadar dan mengerti akan Tujuan Hidup yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini. Dan kesadaran inilah yang akan membawa kita pada pengertian yang indah dan mendalam untuk dapat tetap bersabar dalam segala keadaan. Oleh karena itu, janganlah cemburu terhadap orang yang berbuat jahat, percayalah kepada Tuhan, dan tetap lakukan apa yang baik dan benar. Ingatlah selalu kebenaran ini! Bahwa “Allah sedang bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia.” Maka seberat apapun hari-hari yang kita lalui, kita akan dapat menjalani nya dengan penuh kesabaran, karena kita tahu bahwa Tuhan lah yang memegang hari esok.

Oleh: Sdr. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *