“SUKACITA MARIA DIPERMULIAKAN”

— No.: 51/12/XXV/2023 | Minggu, 17 Desember 2023| Bahan: Lukas 1:46-56 —

Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, saat ini kita semua bersukacita dan mengucap syukur karena boleh memasuki minggu Advent yang ke 3. Masa Adven adalah masa menanti, dimana kita kembali diajak untuk menyadari bahwa Allah Immanuel itu akan dan sudah hadir, serta tetap dan terus menyertai kita di sepanjang perjalanan kehidupan kita. Kalau kita boleh berada pada minggu Adven yang ke 3, tentu kita menyadari bahwa ini semua karena kasih dan penyertaan Tuhan. Oleh karena itu selaku umat yang percaya kita diajak untuk senantiasa memuliakan Tuhan (Magnify the Lord) di sepanjang kehidupan yang Tuhan anugerahkan, hidup memuliakan Tuhan adalah hidup yang mengagungkan dan membesarkan (tapeinōsis) nama Tuhan selaku sumber kehidupan umat manusia yang percaya kepada-Nya.

Melalui bacaan Alkitab dalam Injil Lukas 1:46-56, kita semua diingatkan untuk senantiasa memuliakan Tuhan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Maria, yaitu dalam bentuk penyataan iman untuk memuliakan Tuhan. Maria secara spontan memuliakan Tuhan adalah bentuk respons atas rencana dan tindakan Allah dalam kehidupannya. Allah berkenan untuk memakai Maria untuk menjadi alat keselamatan-Nya demi menyelamatkan umat manusia yang sebagaimana telah dinubuatkan oleh para nabi di dalam Perjanjian Lama. Dalam Injil Lukas 1:28-38, dikisahkan bahwa Allah menyuruh malaikat Gabriel ke sebuah kota di Galilea Bernama Nazaret untuk menjumpai Maria yang bertunangan dengan Yusuf dan menyampaikan bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan seoarang anak laki-laki dan hendaklah menamai Dia Yesus “Dia akan disebut Anak Allah yang Maha Tinggi” (ayat 32). Roh Kudus akan turun atas Maria dan anak yang akan dilahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah.

Maria mengalami peristiwa yang sangat luar biasa tersebut, maka Maria pun membawa nyanyian pujian untuk memuliakan (Magnificat). Dalam nyanyian pujiannya, Maria mengungkapkan isi hatinya yang memuliakan Tuhan. Maria bergembira karena Allah Juruselamat yang memperhatikan kerendahan hamba-Nya, yang mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan yang besar, Rahmat-Nya turun-temurun atas orang-orang yang takut akan Dia. Di sisi Pujian Maria, Allah yang bekerja dan “Menjungkir balikkan keadaan” (ayat 51-55), Ia memperlihatkan kuasa-Nya, Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa, melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar dan Tuhan akan menolong Israel hamba-Nya. Dari Pujian Maria ini kita dapat pahami bukan bersifat pribadi, melainkan menjadi pernyataan mengenai keselamatan yang diberi Allah untuk bangsa-bangsa. Allah memperhatikan dan menolong orang yang rendah.

Lalu apa yang dapat kita pelajari sukacita Maria lewat “Nyanyain Pujian Maria”

  1. Apa yang terjadi padaku, Allah juga yang peduli, Allah yang mendekap (ay 46-50)

Kesadaran Maria bahwa ia adalah hamba Tuhan dan sebagai rasa setia kepada Allah ia mewujudkan dalam kata-kata Pujian dengan kata “Jiwaku memuliakan Tuhan”. Jiwa adalah pusat dari dari keseluruhan kehidupan, yang artinya adalah seluruh kehidupannya adalah untuk memuliakan Tuhan dan semua anak-anak Allah yang percaya kepada-Nya harus memuliakan Tuhan karena Dia adalah Allah.

Ayat 47,  Dan hatiku “Bergembira” karena Allah, (agalliao) tidak bergantung kepada situasi luar namun sukacita yang keluar sungguh terjadi benar-benar keluar di dalam hati.

  1. Allah sedang bertindak (ayat 51-55)

Allah mengendalikan bangsa-bangsa di seluruh dunia, itu berarti sejarah dunia ada di tangan Tuhan. Maria melukiskan kekuasaan dan kemuliaan Allah dengan kata-kata pujian “Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah”. Melalui pujian ini ia mengajak kita menghormati Allah yang luar biasa ini.

  1. Allah yang setia dan berjanji (ayat 54-55)

Allah setia dan selalu ingat pada janji-Nya yang telah disampaikan kepada Abraham dan keturunannya. Dari keturunan Abraham, itulah akhirnya Allah mencurahkan berkat-berkat-Nya dan kegenapan janji-janji-Nya. Dan melalui Israel dimana rahmat dan kasih setia Tuhan berkembang menjadi berkat bagi seluruh dunia. Berkat Allah yang terbesar bagi manusia adalah dengan datangnya Allah menjelma menjadi manusia di dalam diri Yesus Kristus. Dia Allah yang mau datang dan peduli terhadap umat-Nya. Inilah Natal yang akan kita peringati. Natal adalah kegenapan janji Allah untuk menyelamatkan manusia.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, melalui berita Alkitab saat ini, kitapun disadarkan bahwa Allah dapat memakai siapa saja dalam Ia  menjalankan misi penyelamatan-Nya, tanpa memandang status sosial, jabatan, kedudukan, tetapi  Tuhan mau memakai orang yang hidup dalam  kekudusan, mau taat pada perintah-Nya dan yang  takut akan Dia. Sebaliknya, Tuhan menentang orang-orang yang  congkak hatinya, orang yang menggunakan kekuasaan dengan semena-mena, orang  kaya yang arogan dan memperbudak orang lain  juga orang-orang yang tidak takut akan Tuhan.

Sebab itu dalam menghayati minggu Adven yang ke-3 ini kita diingatkan untuk menjauhkan diri dari sikap dan prilaku yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Sebaliknya marilah kita mencontoh sikap hidup Maria yang sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan dan takut akan Tuhan. Kehidupannya difungsikan untuk memuliakan Tuhan. Sikap yang demikian sepatutnya juga kita implementasikan dalam kehidupan kita dalam menyambut perayaan hari Natal sekaligus menyongsong kedatangan Tuhan Yesus kembali (Parousia). Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan, selamat merayakan Minggu Adven ke-3 dan selamat menyambut Natal.

Immanuel-God with us. Amin.

Oleh: Ev. Yonathan Setiawan

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *