“BUAH TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DARI POHONNYA”

— No.: 31/8/XXV/2024 | Minggu, 4 Agustus 2024| Bahan: Kisah Para Rasul 20:7-12

Untuk memahami teks ini, kita perlu membaca terlebih dahulu pasal 20:1-6. Di situ disebutkan bahwa rasul Paulus mengubah perjalanan dari Makedonia menuju Yerusalem via laut menjadi dari Makedonia ke Filipi dan kemudian menyeberang ke Troas, dikarenakan ada orang-orang Yahudi yang bermaksud membunuhnya (ayat 3). Ini perjalanan kedua kali ke Troas, dan keduanya terjadi di luar rencana Paulus. Kunjungan pertama kalinya karena Roh Kudus melarang Paulus untuk memasuki propinsi Asia dan kali ini karena ada perlawanan dari orang-orang Yahudi.

Paulus adalah orang keras, baik dalam kemauan ataupun kegigihannya, tetapi ia juga orang yang penurut (Roh Kudus). Paulus punya rencana perjalanan tetapi ia bersedia mengubah rencana perjalanannya karena ia mempercayai rencana perjalanan Tuhan.

Paulus tinggal di Troas selama tujuh hari. Di hari terakhir, esok hari akan berlayar, ia memecah-mecahkan roti, berbicara dan mengajar kepada saudara-saudara di Troas sampai tengah malam. Ia ingin memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya. Di saat Paulus sedang mengajar, seorang muda yang bernama Eutikhus jatuh dari loteng tingkat ketiga. Anak muda ini mati, tapi Paulus langsung memeluk anak muda ini dan menyatakan bahwa dia hidup, dan benar-benar Eutikhus hidup! Bukannya berhenti, Paulus melanjutkan pengajarannya sampai keesokan harinya.

Kita bisa melihat bahwa Paulus adalah seorang yang perduli. Tahu bahwa waktunya sangat singkat, ia tetap mengajarkan Injil kepada saudara-saudara Troas. Sangat mungkin Paulus lelah, tetapi ia sungguh perduli kepada orang-orang untuk mengerti dan menerima Yesus adalah Juruselamat sejati.

Menghidupkan Eutikhus kembali membuktikan bahwa Paulus yang sangat intelektual (rasional) tetapi ia sepenuhnya percaya kepada Tuhan. Sewaktu Paulus melihat Eutikhus tidak lagi bernyawa, Paulus langsung menyatakan bahwa Eutikhus hidup! Kepandaiannya tidak menjadi penghalang untuk percaya kepada kuasa Tuhan, sebaliknya kepandaiannya menolong Paulus untuk percaya kepada Tuhan.

Pelayanan tidak dapat dipisahkan dari para pelayan, sama seperti buah tidak dapat dipisahkan dari pohonnya. Apabila kita penurut, perduli dan percaya kepada Tuhan, kita akan menghasilkan buah yang baik. Amiin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *