“PENGHARAPAN DI TENGAH PERBEDAAN”

— No.: 48/12/XXV/2024 | Minggu, 1 Desember 2024| Bahan: Mikha 5:1-5 —

Nabi Mikha menyebut kota Betlehem Efrata sebagai tempat dimana akan bangkit bagi Tuhan, seseorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala (ayat 1). Penyebutkan Efrata untuk membedakan Betlehem sebagai kota Daud (Betlehem Efrata) dengan kota Betlehem yang lain yang ada di daerah Samaria. Nubuatan ini benar terjadi dalam kemustahilan. Bagaimana tidak? Yusuf dan Maria yang sebelumnya tinggal Nazaret di Galilea harus pergi ke kota Daud yang bernama Betlehem (Lukas 2:4) sesuai perintah pendaftaran orang di seluruh dunia oleh Kaisar Agustus (Lukas 2:1). Maria dalam keadaan hamil, bila tidak ada perintah dari Kaisar Agustus, tentu saja ia memilih untuk tinggal di Nazaret dan melahirkan anak di situ. Kemustahilan itu benar-benar terjadi, Maria melahirkan Yesus di Betlehem Efrata!

Betlehem Efrata adalah yang terkecil diantara kaum-kaum Yehuda. Menurut catatan, pada saat itu penduduk hanya sekitar 15.000 orang. Dari yang kecil tetapi dikenal karena disebut sebagai kota Daud (raja Daud). Makin menjadi istimewa ketika Tuhan memilih Betlehem Efrata sebagai tempat kelahiran dari Yesus Kristus, Juruselamat dunia.

Orang Yahudi dan non-Yahudi tinggal di Betlehem Efrata. Menurut penelitian, yang disebut dengan sisa Israel (orang-orang yang ditinggalkan di Yehuda ketika yang lainnya dibawa ke pembuangan) bukan hanya orang Yahudi tetapi juga termasuk non-Yahudi. Di sana juga tinggal berbagai profesi pekerjaan dari yang dianggal hina (pekerjaan rendah; gembala ternak) sampai yang mulia (raja). Meskipun yang terkecil diantara kaum Yehuda, tetapi Betlehem Efrata menunjukkan keragaman (baca: perbedaan) yang kuat.

Pesan/nubuat nabi Mikha setidaknya menunjukkan bahwa Tuhan memperhatikan yang “sangat kecil” (kecil dan beragam). Mata dan perhatian Tuhan tidak hanya tertuju kepada yang “besar/terkenal” saja, semua diperhatikan Tuhan. Tuhan tidak pernah membeda-bedakan status, suku, etnis atau apapun. Bagi Tuhan, semua manusia adalah sama.

Kesadaran bahwa Israel bukanlah negara yang kuat secara militer, Israel merindukan kedatangan “penyelamat” karena negara-negara tetangga yang adi kuasa setiap saat bisa saja menguasai Israel. Pengharapan bahwa Tuhan yang menjadi Juruselamat menjadi tema pengting dalam perjalanan iman mereka. Maka pesan nabi Mikha membawa Israel kepada pengharapan sejati bahwa akan bangkit seseorang yang memerintah Israel dengan kuat. Amiin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *