“NAK, KAMI DENGAN CEMAS MENCARI ENGKAU!”

— No.: 08/02/XXVI/2025 | Minggu, 23 Februari 2025| Bahan: Lukas 2:41-52

Memperingati Paskah, tidak sedikit khotbah gereja bertemakan perkataan Tuhan Yesus di kayu salib. Perkataan Yesus begitu penting karena dari situlah kita mengerti akan hati Tuhan yang diperkatakan-Nya dan berdampak langsung terhadap kehidupan iman kita semua. Tuhan Yesus menjadi magnet besar/pusat dari iman percaya kita. Melalui-Nya kita mengerti akan Tuhan yang begitu mengasihi kita dan ada jaminan keselamatan di dalam-Nya.

Hari ini kita belajar dari sisi yang lain, bagaimana kata orang di sekitar-Nya tentang Yesus? Manusia punya keterbatasan untuk memahami Yesus seutuhnya, namun demikian kehidupan-Nya di dunia yang bersentuhan langsung dengan manusia lainnya menimbulkan kesan atau pesan langsung yang bisa diterima akibat dari interaksi bersama-Nya.

Hari ini kita belajar dari Injil Lukas dari perkataan Maria, orang tua Yesus, di tengah kepanikannya karena Yesus “hilang.” Seperti yang biasa dilakukan orang tua Yesus dan juga orang-orang Yahudi, yaitu tiap tahun mereka datang ke Yerusalem pada perayaan Paskah. Di tengah perayaan itu, orang tua Yesus menyangka bahwa Yesus, yang pada saat itu berusia dua belas tahun, ada dalam rombongan besar kembali ke rumah mereka dari Yerusalem. Setelah sehari seperjalanan, mereka sadar bahwa Yesus tidak ada dalam rombongannya. Mereka memutuskan kembali ke Yerusalem. Tiga hari setelah berpisah, mereka kembali menemukan Yesus.

Sebagai orang tua, Yusuf dan Maria pasti cemas “kehilangan anak.” Terlebih lagi bahwa mereka mengerti bahwa Yesus adalah “Anak Allah Yang Mahatinggi” (Lukas 1:32). Bagaimana bisa Anak Allah ini “hilang?” dan bagaimana mereka mempertanggung jawabkannya kepada Tuhan? Ini kecemasan yang luar biasa. Kehilangan Yesus sebagai anak, sudah tentu membuat mereka cemas. Kehilangan Yesus sebagai Anak Allah, mereka cemas tingkat tinggi karena harus berhadapan dengan Tuhan. Yesus “hilang” dimaknai sebagai misi Tuhan yang gagal, baik atas diri Yesus dan juga Maria. Maria yang lahir dari benih Roh Kudus, tetapi sekarang Yesus “hilang.”

Menariknya, Yesus “hilang” selama tiga hari. Tidak boleh tergesa-gesa untuk memastikan ini ada hubungannya dengan Yesus yang mati tiga hari dan setelah itu Dia bangkit dari kematian. Setidaknya kita mengerti bahwa Yesus mati atau “hilang” tiga hari ada dalam tuntunan dan rencana Tuhan yang indah untuk memahami kematian-Nya. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *