“MENCARI HINGGA MENEMUKAN”
— No.: 20/05/XXVI/2025 | Minggu, 18 Mei 2025| Bahan: Lukas 15:1-7 –—
Lukas 15:1 memberitakan tentang Yesus yang sangat populer dengan khotbah dan pernyataan-Nya yang sangat berhikmat. Tidak mengherankan jika banyak orang berbondong-bondong ingin mengikuti-Nya kemanapun Ia pergi, melihat mujijat-Nya dan mendengarkan khotbah-khotbah-Nya. Ia bukanlah orang yang hanya bisa memberikan pernyataan secara verbal saja. Ia adalah orang yang mengerjakan apa yang Ia sampaikan dan mengalirkan apa yang dimiliki-Nya kepada orang-orang lain. Memberi makan ribuan orang, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, menyembuhkan orang lumpuh, bahkan membangkitkan orang yang sudah mati, dan sebagainya. Barangkali jika kita tarik ke jaman sekarang, Yesus merupakan orang yang sangat viral dan dicari-cari di website atau medsos lain (bahkan sampai sekarangpun banyak orang yang tidak percaya juga mempercakapkan siapa Yesus Kristus dan bagaimana Tindakan-Nya).
Sebagai respon atas kritik yang ditujukan kepada-Nya, Yesus membuat suatu perumpamaan (bahkan 3 (tiga) kalau kita memperhatikan text Lukas 15 secara keseluruhan).
Orang Farisi dan Ahli Taurat menolak inklusivitas Yesus. Mereka menganggap orang berdosa tidak layak diterima. Mereka mengkritik Yesus karena makan bersama orang berdosa. Makan bersama merupakan symbol penerimaan sosial dan spiritual dalam budaya Yahudi.
Yesus menunjukkan kasih Allah yang inklusif, berbeda dari pandangan eksklusif para pemimpin agama. Yesus merangkul mereka yang terpinggirkan, menunjukkan kasih Allah yang melampaui batas sosial dan religius.
Secara theologis, Allah digambarkan sebagai gembala yang meninggalkan 99 domba demi satu yang hilang (sepertinya tidak logis tetapi mencerminkan kasih Allah yang luar biasa). Lukas 15:1-7 menegaskan “ada sukacita di surga karena 1 orang berdosa yang bertobat.” Perumpamaan yang menegaskan panggilan Gereja untuk mencari dan memulihkan mereka yang tersesat.
Yesus menegaskan bahwa satu orang berdosa yang bertobat membawa sukacita besar di surga. Hal ini menjadi kritik terhadap sikap Farisi yang tidak menghargai pertobatan orang berdosa. Perumpamaan ini mengajak kita untuk melihat setiap orang sebagai jiwa yang berharga dan meniru kasih Allah yang tak terbatas.
Sebagai anggota gereja, kita memiliki tugas gereja untuk (1) Memberitakan Injil [Kerygma, Martyria, Evangelisasi], (2) Melayani Sesama [Diakonia], (3) Membangun Persekutuan [Koinonia], (4) Mengajar & Membina Iman serta Beribadah kepada TUHAN [Didaskalia, Liturgia]. Seluruh elemen Gereja (Gembala, Majelis, Jemaat) bertanggungjawab untuk: (a) Mencari dan menyelamatkan yang terhilang. (b) Menjalankan misi penyelamatan ilahi. (c) Melampaui pemeliharaan di dalam Gedung gereja. Kita harus bersedia menjadi bagian dalam misi keluar. Menyampaikan Kabar Baik kepada semua orang.
Tuhan Yesus kiranya memberkati kita dalam bermisi.
Oleh: Pnt. Anton Sri Probiyantono
Recommended Posts
“MENJAGA DIRI, MENJAGA JEMAAT”
May 31, 2025
“PEKERJA-PEKERJA TUAIAN”
May 24, 2025
“MEMBACA TANDA-TANDA ZAMAN”
May 10, 2025