“FIRMAN TUHAN YANG MEMBAWA KEBAIKAN”
— No.: 32/08/XXVI/2025 | Minggu, 10 Agustus 2025| Bahan: Mazmur 119:33-40 –—
Ada seorang kakek yang setiap pagi membaca Alkitab di beranda rumahnya. Suatu hari cucunya bertanya, “Kakek, kenapa kakek setiap pagi baca Alkitab? Bukankah nanti kakek lupa lagi ayatnya? Apa gunanya?” Kakek itu mengambil keranjang bambu yang biasa dipakai untuk menampi beras. Ia mencelupkan keranjang itu ke air, lalu mengangkatnya. Air langsung keluar, keranjang itu tidak menampung air sama sekali. Lalu ia berkata, “Kamu lihat keranjang ini? Meski tidak menampung air, tapi sekarang keranjang ini bersih dari debu. Begitu juga hati kita. Setiap kali Firman Tuhan masuk, meski kita cepat lupa, hati kita dibersihkan dan diperbarui.” Inilah yang menjadi kerinduan pemazmur dalam Mazmur 119:33-40. Ia tahu bahwa hidupnya bisa diarahkan pada hal-hal yang sia-sia jika tidak dipenuhi firman Tuhan. Karena itu, pemazmur berdoa agar Tuhan mengajarkan, memberi pengertian, menjaga hati, dan menghidupkannya melalui firman.
Kata “perlihatkanlah” yang mengawali doa pemazmur (119:33) dapat diterjemahkan sebagai “ajarkanlah”. Kata ini menyatakan bagaimana pemazmur bersedia membuka hatinya dan siap diajar oleh TUHAN. Permintaan ini sepadan dengan ayat berikutnya yang merupakan permohonan agar TUHAN memberi kemampuan untuk mengerti Taurat-Nya. Sebuah sikap hati yang harus dimiliki oleh anak-anak TUHAN dalam mendekati kebenaran TUHAN. Kemudian, firman Tuhan juga mengajarkan bahwa pengertian rohani yang tepat tidak berhenti hanya pada pengetahuan saja, tetapi berlanjut dengan penerapan. Itulah isi doa pemazmur saat ia menulis, “aku hendak memegangnya sampai saat terakhir.” Firman Tuhan adalah firman yang bukan hanya mengajar, namun juga menuntun kita.
Dengan demikian, ketika kita mengerti kehendak Allah, kita akan menyukai perintah TUHAN (119:35) dan dengan rela ingin menaati dengan segenap hati (119:34).
Di tengah dunia yang menawarkan banyak hal yang tampak indah tapi kosong (harta, popularitas, kesenangan sesaat) ini, firman Tuhan juga membantu menjaga kita dari kesia-siaan. Pemazmur berdoa, “Lalukanlah mataku dari melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan-Mu!” (ayat 37). Hati manusia mudah goyah, oleh karena itu, kita membutuhkan firman seperti kompas rohani yang menjaga langkah kita tetap di jalan Tuhan. Selain mengajar, menuntun, dan menjaga kita dari pengaruh dunia ini, firman Tuhan juga adalah firman yang Menghidupkan dan Membawa Kebaikan Sejati. Pemazmur menutup doanya dengan berkata, “Lihatlah, aku rindu pada titah-titah-Mu, hidupkanlah aku oleh keadilan-Mu!” (ayat 40). Pemazmur menyatakan bahwa hidup yang sejati hanya ada dalam firman yang menghidupkan. Firman itu bukan sekadar perintah, tapi juga merupakan janji pengharapan dan pemulihan.
Di Perjanjian Baru, kita melihat firman itu menjadi nyata dalam pribadi Yesus Kristus, Sang Firman yang hidup (Yohanes 1:14). Dialah yang mengajar kita jalan kebenaran. Dialah yang menolong kita menjauh dari kesia-siaan. Dialah yang menghidupkan kita dengan kasih karunia dan janji keselamatan. Di dalam hidup ini, kebaikan sejati bukanlah ketika kita memiliki banyak hal duniawi, tetapi ketika hidup kita diarahkan dan diperbarui oleh firman Tuhan setiap hari. Sebab itu, biarlah firman Tuhan bukan sekadar dibaca, tapi juga dihidupi, sehingga hidup kita sungguh-sungguh memancarkan kebaikan Kristus di mana pun kita berada.
Oleh: Pdm. Nicholas Evan Setiawan
Recommended Posts
“FIRMAN ALLAH YANG MENAKJUBKAN”
August 02, 2025
“SEBUAH HATI UNTUK ANAK-ANAK”
July 26, 2025
“KISAH SEORANG AYAH DAN DUA ANAKNYA”
July 19, 2025