“AKU MENCINTAI FIRMAN TUHAN”

by Pdt. Daniel Kurniawan Pdt. Daniel Kurniawan

— No.: 35/08/XXVI/2025 | Minggu, 31 Agustus 2025| Bahan: Mazmur 119:97-104 –—

“Cinta tak selalu menemukan alasan dan tak membutuhkan penjelasan” demikian lantun Judika dalam salah satu lagunya. Cinta ya karna cinta, ia bisa datang tak terduga karena cinta itu masalah hati dan rasa. Jadi, ketika hati ini telah bicara, tak perlu tanya “mengapa” ada cinta. Namun ketika bicara hal mencintai Alkitab/Firman Tuhan, tidaklah sulit untuk mencari alasan dan jawaban. Ibarat sebuah surat cinta yang di jaga dan berulang kali dibaca tanpa rasa bosan, bukan semata-mata karena isinya atau indahnya rangkaian kata, melainkan karena siapa sosok di balik surat itu dan seberapa dalam dia menguasai hatimu.

Daud sangat mencintai Firman Tuhan, bahkan sangat mengaguminya (Mazmur 119:97) karena dua hal. Pertama, karena ia sangat mencintai Tuhan (Mazmur 16:8; 18:2). Hanya orang yang benar-benar mencintai Tuhan akan mencintai firman-Nya. Tidak ada keterpaksaan, bahkan ada gairah yang besar tak tertahankan (bdk. Daud dengan Yeremia, Ezra dan Paulus), dan ia pun sangat menikmati Firman Tuhan. Tidak ada seorangpun mampu mencintai Firman Tuhan jika ia tidak mencintai sang pemilik Firman. Sudah sepantasnya kita mencintai DIA yang lebih dahulu mencintai kita dengan cinta-Nya yang luar biasa (Yohanes 3:16). Kedua, Daud mencintai Firman Tuhan karena ia merasakan dampaknya yang luarbiasa. Ia merasa menjadi lebih bijaksana, berpengetahuan dan penuh hikmat dibandingkan para musuh yang cerdik, para pengajar yang pandai dan para senior/orang tua yang berpengalaman. Ia pun merasa hidupnya lebih bersih karena Firman Tuhan menuntunnya berjalan benar dan menjauhi kejahatan. Bahkan ia merasa menemukan “makanan” bagi rohani yang nikmat dan bermanfaat bagaikan madu bagi lidah dan tubuhnya.

Cintailah Firman Tuhan, baca-renungkan dan lakukan, maka engkau akan menemukan berjuta alasan mengapa hatimu tidak bisa melepaskan Firman Tuhan itu dalam keseharian hidupmu. Tuhan memberkati. Ebenhaezer.

Oleh: Pdt. Daniel Kurniawan

Pdt. Daniel Kurniawan Pdt. Daniel Kurniawan