“BAHWASANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIA-NYA”

— No.: 42/10/XXVI/2025 | Minggu, 19 Oktober 2025| Bahan: 2 Tawarikh 7:4-11  –

Perikop ini merupakan kisah raja Salomo yang bersyukur karena Bait Allah yang dibangun sudah jadi dan Allah berkenan atasnya. Allah yang tidak terbatas itu mau hadir dan tinggal di Bait Suci-Nya. Wow, ini sesuatu yang sangat istimewa sebab hanya perkenanan Tuhan sajalah maka IA mau berdiam di Bait-Nya.

Sukacita Salomo dinyatakan dengan kurban sembelihan yang ia persembahkan kepada Tuhan, yaitu: dua puluh dua ribu ekor lembu sapi dan seratus dua puluh ribu ekor kambing domba. Lamanya perayaan ini juga menunjukkan bagaimana Salomo dan umat Tuhan sungguh-sungguh bersukacita atas selesainya pembangunan Bait Allah dan istana raja.

Mereka menahbiskan rumah Allah dengan cara yang sungguh-sungguh hormat dan penuh rasa syukur. Para imam berdiri pada tempatnya dan kemudian meniup nafiri. Seluruh orang Israel kemudian berdiri setelah mendengar suara nafiri dan berikutnya mereka semua menyanyikan pujian dimana orang-orang Lewi mengiringinya dengan memainkan musik. Pujian yang dinaikkan adalah “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pujian tentang Tuhan yang kasih setia-Nya senantiasa menyertai mereka. Ya, kasih setia Tuhan itu pada kenyataannya menyertai mereka dari dahulu, pada waktu itu bahkan diimani untuk selama-lamanya. Orang Israel memujinya dengan sukacita dan kepuasan besar akan Tuhan yang penuh kasih setia.

Ezra, yang diyakini adalah penulis kitab 2 Tawarikh ini, mengerti betul tentang kasih setia Tuhan ini. Ia menulis kitab ini ketika Israel sedang mengalami pembuangan di Babel. Jadi bukan pada waktu penahbisan ia menulis tetapi setelah sekian lama dari peristiwa penahbisan Bait Allah. Ezra pula yang memimpin orang-orang Israel di pembuangan kembali ke Israel dan kemudian mengatur ibadah di rumah Allah. Mengatur peribadahan kembali pasca pembuangan, Ezra seperti diingatkan akan peristiwa besar bagaimana rumah Allah itu ditahbiskan. Kemungkinan besar, pujian “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” menjadi nyanyian pujian yang wajib bagi orang Israel di peribadahan mereka. Kasih setia Tuhan itu benar untuk selama-lamanya. Meskipun mereka mengalami pembuangan tetapi mereka bisa kembali sebagai suatu bangsa dan lebih lagi mereka bisa kembali beribadah di Yerusalem, kota Daud, kota suci.

Tanggal 18 Mei 2025 kita pindah ke tempat ibadah sementara dan hari ini, 19 Oktober 2025 kita kembali beribadah di gereja. Dua puluh dua Minggu kita merasakan kasih setia Tuhan, dimana Tuhan yang merenovasi dan memperluas gereja kita, dan percaya bahwasanya kasih setia Tuhan itu tidak pernah berakhir sebab kasih setia-Nya itu untuk selama-lamanya. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *