“PERILAKU MURID KRISTUS”

—- No.: 08/02/XX/2019 | Minggu, 24 Februari 2019 | Titus 3:1-8 —-

Secara sederhana perilaku dapat definisikan sebagai “tingkah laku seseorang yang dapat diamati melalui sikap dan tindakan.” Perilaku murid Kristus berarti bertingkah laku seperti Kristus. Dengan kata lain menjadi murid Kristus berarti meneladani perilaku-Nya. Michael Horton, seorang profesor teologi, menamai kekristenan abad 21 dengan sebutan “Kristen tanpa Kristus” Kita bisa mengamati di sekeliling kita kualitas spritual yang dipertontonkan sebagian orang yang menyebut diri Kristen. Kristen tanpa kebenaran, pengakuan iman tanpa makna dan implementasi, hidup tanpa tujuan dan ibadah tanpa esensi.

Alkitab jauh-jauh hari memberitahukan kepada kita tentang kondisi seperti itu. Titus 1:12-13, “Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata: “Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas. Kesaksian itu benar. Karena itu tegorlah mereka dengan tegas supaya mereka menjadi sehat dalam iman.” Banyak anggota jemaat, khususnya pengurus yang diharapkan Paulus berperilaku secara baik yakni bijaksana, adil, saleh dan dapat menguasai diri (1:8) namun dalam kehidupan sehari-hari perilaku mereka tidak mencerminkan sebagai orang-orang Kristen. Keadaan yang mengerikan ini dimulai ketika orang-orang Kristen memisahkan kekristenan dari kehidupan dan ajaran Kristus. Sejatinya, Kristen itu adalah murid Kristus. Setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi murid. Kekristenan tanpa pemuridan adalah kekristenan tanpa Kristus, kata Dietrich Bonhoeffer. Statement di atas tidaklah berlebihan bila kita mengerti bahwa hanya dengan menjadi seorang muridlah seseorang dapat menjadi saksi Kristus di dunia.

Kehidupan kekristenan tidak dimaksudkan hanya sekedar menerima Yesus sebagai Juruselamat, menghadiri ibadah di gereja secara teratur, membaca Alkitab dan berdoa. Tetapi juga dimaksudkan untuk mewakili Allah dan mendemonstrasikan gaya hidup Kerajaan Allah di dunia. Dalam Titus 3:1, dijelaskan bahwa orang Kristen harus melakukan pekerjaan yang baik.” Ada dua pengertian tentang “perbuatan baik.” dalam ayat 1 dan 8, Paulus menghimbau agar jemaat menunjukkan diri sebagai orang Kristen yang telah ditebus Tuhan. Paulus mendesak dan mendorong jemaat Kreta supaya sungguh-sungguh melakukan pekerjaan yang baik dan melalui perbuatan baik itu berguna bagi banyak orang. Perbuatan baik inilah yang menjadi bukti hidup seorang Kristen sejati (ayat 8).

Paulus mengajarkan bagaimana jemaat berperilaku baik, 3:2 dan 9, “Janganlah mereka memfitnah, janganlah mereka bertengkar, hendaklah mereka selalu ramah dan bersikap lemah lembut terhadap semua orang. Tetapi hindarilah persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, persoalan silsilah, percekcokan dan pertengkaran mengenai hukum Taurat, karena semua itu tidak berguna dan sia-sia belaka.” Perilaku demikianlah merupakan terobosan dan challenge suatu perubahan hidup yang luar biasa. Jadi, menjadi seorang pengikut Yesus adalah hidup mengikuti Yesus itulah seorang Kristen sejati.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *