“MENDENGAR DAN MELAKUKAN”

—- No.: 13/03/XX/2019 | Minggu, 31 Maret 2019 | Matius 21:28-32 —-

Ahli Taurat dan imam-imam pada masa Yesus, memang lihai dalam berkata, menyampaikan firman Tuhan dan sangat hafal akan hukum Taurat. Namun, kekurangannya mereka tidak hidup sesuai dengan kehendak Allah. Bisa menyampaikan dan kelihatan rohani, akan tetapi tidak mampu untuk mengaplikasikan perkataannya dalam keseharian mereka. Intinya, mereka tidak melakukan kehendak Allah dengan serius. Mari lebih dalam kita pahami bahwa melakukan kehendak Allah, bukanlah soal pilihan, suka atau tidak suka. Melakukan kehendakNya adalah keharusan, apalagi bagi yang telah sungguh-sungguh percaya kepadaNya. Terdapat konsekuensi, artinya kalau melakukan adalah berkat, tapi tidak melakukan adalah hukuman dan pilihan ada di pihak kita. Prinsip dasar dalam hal melakukan kehendak Allah adalah bahwa hal tersebut menyenangkan hatiNya. Bagaimanakah implementasi iman dalam upaya melakukan kehendakNya? Melalui Matius 21:28-32 memaparkan tiga kebenaran:

PERTAMA, Melakukan Perintah Tuhan Bukan sekedar kata-kata. Memiliki identitas baru di dalam Kristus  berarti bukan saja menjadi pendengar, melainkan harus hidup dan menjadi pelaku Firman Tuhan. Kita akan merasakan sepenuhnya kasih dan karunia Tuhan. Tidak sedikit orang berhenti setelah mendengar, mereka tidak melanjutkannya dengan perbuatan yang nyata. Ini adalah sikap yang tidak dikehendaki Tuhan. KEDUA, Melakukan kehendakNya harus dengan kesungguhan hati. Kesungguhan hati dalam melakukan kehendak Allah adalah landasan utama bagi umat-Nya, jangan berdiri pada sisi yang berlawanan, sebab itu akan merugikan kita sendiri. Firman Tuhan juga menegaskan agar kita tidak menjadi suam-suam kuku (Wahyu 3:16) Oleh sebab itu kesungguhan hati dalam menghidupi kehendak Tuhan akan  mempengaruhi pertumbuhan iman menjadi kuat, matang dan berbuah sesuai kehendak-Nya. KETIGA, Melakukan kehendakNya dengan sikap hati penuh komitmen terus menerus. Ini artinya bahwa kita memiliki sikap hati yang sungguh-sungguh menyesal. Ketika melanggar sabda Tuhan, bertekad tidak untuk mengulanginya kembali kesalahan yang sama. Berani bertindak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, berkorban dan mau melepaskan gengsi kita, mau minta maaf dan mau diajar dan dibentuk untuk mewujudkan kehendak Allah.

Kita tahu, seringkali Tuhan memanggil orang-orang percaya untuk melakukan sesuatu bagiNya, tetapi banyak orang percaya yang hanya berkata “ya” tetapi tidak mau melakukannya. Ingatlah !! Tuhan butuh tindakan nyata dari kita. Mari segera tanggapi secara utuh pesan Tuhan lewat sabdaNya dengan sikap dan perbuatan nyata pada seluruh aspek hidup kita. Tuhan memberkati.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *