“BULAN REFORMASI: USAHAKANLAH PERDAMAIAN”

—- No.: 43/10/XX/2019 | Minggu, 27 Oktober 2019 | Roma 12:17-21 —-

Jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,

Pembacaan kita hari ini Roma 12 : 17 – 21 tidak bisa dipisahkan dari seluruh pembacaan Roma 12 : 9 – 21 yang diberikan judul “Nasihat Untuk Hidup Dalam Kasih”.

Pada bagian pertama ayat 9 – 16 berisi nasihat supaya jemaat di Roma hidup saling mengasihi seperti saudara jangan pura-pura, melakukan yang baik menjauhi kejahatan memiliki semangat dan giat melayani Tuhan. Hidup bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, bertekun dalam doa, memberkati orang yang menganiaya mereka, sehati sepikir dalam persekutuan yang indah, saling menghormati, jangan sombong. Kemudian dilanjutkan ayat 17 – 21 yang merupakan bacaan kita hari ini yang menyampaikan bagi kita 3 pesan, yaitu:

  1. Kelakuan kita harus baik bagi semua orang, jangan membiarkan kejahatan menang atas kita dengan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. Kekristenan sejati seharusnya mempunyai kesaksian yang baik bagi semua orang dan melakukan kebaikan bagi semua orang seperti yang diajarkan oleh Yesus bagi kita dalam Khotbah di Bukit (Matius 5 : 44 – 48). Artinya kita umat Kristiani yang menyebut diri kita sebagai anak-anak Tuhan (anak-anak Bapa di Surga) kita harus tampil beda dalam perilaku kita, perbuatan kita, tidak boleh seperti dunia ini yaitu kita harus mengasihi musuh dan mendoakan mereka yang menganiaya kita. Karena kalau kita mengasihi orang yang mengasihi kita dan kita hanya memberi salam kepada mereka sedangkan orang lain tidak, apa bedanya kita dengan orang yang tidak percaya kepada Yesus? Kalau seperti ini keberadaan kita sebagai anak-anak Tuhan perlu dipertanyakan.
  2. Kita harus hidup damai dengan semua orang: Dalam hal ini Rasul Paulus memberikan dua syarat bagi kita: a) “Sedapat-dapatnya” (ayat 18) artinya hari ini Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa hidup damai dengan semua orang janganlah kita lakukan secara terpaksa, artinya hidup damai dengan semua orang adalah panggilan gereja, orang Kristen, yang patut diusahakan, dilakukan sesuai Firman Tuhan (I Korintus 7 : 15c, Kolose 3 : 15) dalam kesungguhan dan ketaatan kepada Firman Tuhan. Toleransi kekristenan bukan toleransi asal-asalan yang mau menerima apa saja dan menutup mata terhadap segala sesuatu, tetapi toleransi kekristenan adalah toleransi yang dilakukan dengan tulus hati dan rendah hati, menerima dan menghargai perbedaan sebagai anugerah Allah bagi manusia; tetapi juga tetap kritis. Dalam hal ini gereja menyuarakan suara kenabian bagi bangsa dan negara tentang kebenaran dan kedamaian. b) syarat kedua yang dikatakan Paulus ialah “kalau hal itu bergantung padamu” (ayat 18) artinya Firman Tuhan mau mengingatkan bahwa dalam hidup ini ada orang yang bisa hidup rukun dengan orang lain yang cepat mengontrol diri sendiri atau memiliki roh penguasaan diri sehingga bisa hidup rukun, damai dengan orang lain serta menerima perbedaan, tetapi ada orang lain yang hal ini merupakan pergumulan bagi mereka untuk menerima orang lain (perbedaan). Hal ini tidak perlu membuat kita putus asa, tetapi membutuhkan kemauan, upaya untuk terus bergumul hidup dalam kedamaian dengan orang lain.
  3. Kita harus menahan diri dari segala keinginan untuk membalas dendam. Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita dengan 3 alasan:
    • Pembalasan bukan milik kita melainkan milik Tuhan karena Tuhanlah yang melakukan penghakiman dan Dia adalah Hakim yang adil.
    • Untuk mengubah seseorang atau memperbaiki seseorang kita tidak bisa melakukannya dengan jalan membalas dendam, tetapi dengan mengasihi dia dan berbuat baik maka seperti menimbunkan bara di atas kepalanya: artinya kebaikan yang kita lakukan untuk membalas kejahatannya membuat orang itu malu sendiri. Membalas dendam berarti kita dikalahkan kejahatan, kejahatan tidak dapat dikalahkan dengan kejahatan demikian juga kebencian tidak dapat dihilangkan dengan kebencian karena semuanya tidak akan selesai. Kejahatan dan kebencian serta dendam harus bertemu atau di hadapkan dengan kasih; “karena kasih adalah anti racun kejahatan, kebencian dan dendam”.
    • Ahli Teologia Booker T. Washington mengatakan “saya tidak akan membiarkan siapapun juga mencelakakan diri saya dengan membenci dia, jalan satu-satunya yang benar untuk memusnahkan musuh ialah dengan menjadikannya teman”. Karena itu marilah kita membuang dari hidup kita, hati kita segala kebencian dendam dan kejahatan, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang. Bapak Reformator Martin Luther mengatakan untuk menghadirkan damai sejahtera bagi dunia, gereja harus berani membaharui diri dari waktu ke waktu terus menerus dengan Roh dan Firman Allah.

Tuhan Yesus memberkati. Amin!

Oleh: Pdt. Ny. S. Matkussa

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *