“ADVEN 4: HIDUP BERSAMA ALLAH”

—- No.: 51/12/XX/2019 | Minggu, 22 Desember 2019 | Wahyu 19:1-10 —-

Di tengah-tengah penganiayaan hebat yang dialami orang percaya karena imannya kepada Tuhan Yesus Kristus, pujian kepada Allah atas kemenangan-Nya dinyatakan melalui Yohanes. Kemenangan karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa (pantokrator), telah menjadi Raja, kejahatan telah dikalahkan dan dihukum (ps. 17-18) sehingga Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa (pantokrator) mewujudkan secara tuntas kerajaan dan pemerintahan-Nya. Walaupun kemenangan itu tidak seluruhnya diterima saat itu tetapi menjadi pengharapan bagi jemaat bahwa kemenangan atas segala kejahatan itu akan tiba. Oleh karena itu, mereka dapat tetap teguh dalam iman, berketetapan hati, setia dan memiliki damai sejahtera dalam Yesus Kristus di tengah-tengah penganiayaan yang terjadi.

Dalam ayat 1-4 adalah pujian dan respons yang difokuskan kepada Allah yang telah menghakimi sang pelacur besar (kesimpulan ps. 17-18) dan ayat 5-8 adalah ajakan untuk memuji Allah dan bersukacita karena pernikahan Anak Domba telah tiba. Dengan demikian perayaan itu dimulai dengan dikalahkannya sang pelacur besar, di mana Allah mewujudkan kekuasaan dan pemerintahan-Nya secara tuntas dan kemudian ada sukacita dan pujian kepada Allah atas pernikahan Anak Domba dengan pengantin-Nya yang telah siap sedia.

Sang Pengantin adalah Gereja, orang-orang kudus yang telah ditebus oleh darah Kristus. Pengantin itu akan memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih. Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus (ay. 8).

Perbuatan-perbuatan benar yang disebutkan Paulus dalam Efesus 2:10 sebagai pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, yang Tuhan mau supaya kita hidup di dalamnya. Perbuatan baik yang hanya mungkin dilakukan karena anugerah Allah yang menolong kita dan membebaskan kita dari ikatan dosa sehingga kita dimampukan hidup untuk Allah.

Berita sukacita inilah yang menjadi pengharapan bagi kita saat ini sebagai Gereja bahwa pada akhirnya nanti kita akan menikmati kemenangan dari segala kejahatan dan hidup bersama Allah dalam sukacita dan puji-pujian kepada-Nya. Namun sambil menantikan hari itu, kita sebagai orang yang percaya kepada Allah dan sudah diselamatkan juga harus hidup dalam kebenaran dan melakukan pekerjaan baik yang sudah Tuhan sediakan bagi kita.

Penglihatan itu diakhiri dengan perkataan malaikat “berbahagialah (blessed) mereka yang diundang ke dalam perjamuan kawin Anak Domba” (ay.9). Menunjukkan kepada kita bahwa diudang menikmati perjamuan bersama dengan Allah bukan hanya sekedar sukacita yang besar tetapi terutama adalah anugerah dari Allah karena tidak semua orang diundang untuk menikmati perjamuan itu.

Biarlah berita ini menjadi pengharapan dan kekuatan bagi setiap kita menjalani hari-hari yang tidak selalu baik sambil tetap bersiap sedia ketika hari itu tiba karena berita ini bukan sekedar pengharapan tetapi juga adalah  anugerah besar bagi kita yang diundang ke dalam perjamuan itu. AMIN.

Oleh: Sdri. Marce Tangaguling, S.Th.

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *