“KELUARGA ADALAH TEMPAT ALLAH BERDIAM”

—- No.: 29/7/XXII/2021 | Minggu, 18 Juli 2021 | Efesus 2:11-22 —

Keluarga memegang sebuah peranan yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Kondisi sebuah keluarga serta berbagai interaksi yang terjadi di dalamnya akan sangat mempengaruhi kepribadian, terlebih pertumbuhan iman seseorang. Keluarga seharusnya menjadi tempat di mana kita merasakan hadirat Allah. Namun realitanya, banyak momen dan kejadian di mana kita tidak merasakan hadirat Allah di dalam keluarga.

Orang tua merupakan faktor penentu, apakah kita akan dapat merasakan hadirat Allah di dalam keluarga atau tidak. Tuhan telah memberi tanggung jawab penting kepada orang tua untuk mendidik dan memuridkan anak-anaknya sejak zaman perjanjian lama hingga zaman perjanjian baru. Dalam Ulangan 6:7, melalui Musa Tuhan memerintahkan para ayah untuk mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anak mereka, serta membicarakannya di rumah. Kemudian di dalam perjanjian baru, melalui rasul Paulus Tuhan juga memerintahkan para ayah untuk membimbing dan mengajarkan kepada anak-anaknya hal-hal mengenai Tuhan. Para orang tua, khususnya ayah, berperan sebagai agen Tuhan bagi anak-anaknya untuk mengarahkan mereka tetap berada di jalan yang benar di tengah-tengah budaya yang telah banyak menyimpang dari jalan Tuhan ini. Peranan yang dimiliki orang tua dalam mendidik dan memuridkan anak-anaknya merupakan sebuah hal yang sangat vital. Pengaruh yang diberikan oleh orang tua merupakan faktor yang paling signifikan terhadap spiritualitas dan pertumbuhan iman anak. Namun, sayangnya saat ini banyak keluarga kristen yang tidak menerapkan gaya hidup Alkitabiah dalam kehidupan sehari-hari di rumah. Tidak heran apabila ada orang Kristen yang tidak bisa merasakan hadirat Allah di dalam keluarga mereka.

Dalam landasan firman Tuhan hari ini Paulus sedang membuat perbandingan antara keadaan jemaat Efesus dahulu dengan sekarang. Dahulu jiwa mereka mati di dalam pelanggaran dosa, sehingga harus dimurkai. Dahulu mereka bukan milik Kristus dan hidup tanpa Kristus. Namun sekarang, mereka yang berada di dalam Kristus, telah menjadi jemaat-Nya dan memperoleh janji-janji Allah. Allah membawa pulang dan menerima mereka menjadi anggota keluarga Allah. Inilah juga yang seharusnya diterapkan dalam keluarga Kristen. Sama seperti saudara dalam Kristus lainnya, orang tua harus melihat anak-anak mereka sebagai sesama saudara dalam Kristus yang perlu dikasihi dan diterima sama seperti Tuhan menerima kita. Begitu pula dalam relasi suami istri. Sebab keluarga Kristen, merupakan tempat Allah berdiam dengan segala kekayaan-Nya. Ikatan kasih dalam keluarga merupakan refleksi kasih Allah yang hadir dan diam di dalam keluarga. Kiranya keluarga-keluarga di GKMI Pengharapan dapat mewujudkan hal ini, menjadi keluarga yang dapat merasakan hadirat Allah serta menjadi tempat Allah berdiam. Soli Deo Gloria.

Oleh: Ev. Nicholas Evan Setiawan

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *