“ORANG YANG DIANGGAP SUKSES OLEH TUHAN”

—- No.: 46/11/XXII/2021 | Minggu, 14 November  2021 | Kisah Para Rasul 18:5-8  —-

Apa ukuran sukses seseorang? Pertama, sukses menurut dunia. Menurut Abraham Maslow. Setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan yang perlu dipenuhi secara bertahap, mulai dari yang terendah hingga tertinggi. Ada lima tingkatan kebutuhan manusia. (1) Kebutuhan fisiologis: makan, minum, bernapas, tidur, sandang dan papan atau rumah. (2) Kebutuhan rasa aman: meliputi rasa aman dan nyaman dari ancaman, tindak kriminal, perang, terorisme, penyakit, ketakutan, kecemasan, kerusuhan, bencana alam. (3) Kebutuhan kasih sayang: cinta, rasa sayang, rasa untuk memiliki dan dimiliki yang diwujudkan melalui hubungan pertemanan, persahabatan dan keluarga. (4) Kebutuhan penghargaan: dikategorikan menjadi dua: a. Kebutuhan dalam bentuk perhatian: menghormati orang lain, reputasi, apresiasi, status dan martabat. b. Kebutuhan penghargaan harga diri: prestasi, kemandirian, kebebasan, keyakinan, dan penguasaan. (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini menempati posisi paling tinggi. Di saat seseorang telah berhasil memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang dan penghargaan, maka ia akan menunjukkan dirinya kepada orang lain. Menurut Maslow, apabila seseorang sudah mencapai lima kebutuhan tersebut dianggap sukses.

Kedua, sukses menurut Tuhan. Apa ukuran sukses menurut Tuhan? John C. Maxwell mengatakan, “Orang paling bijaksana adalah orang yang belajar dari keberhasilan orang lain.” Tetapi bukan berarti meniru sukses menurut ukuran orang lain. Sukses ialah bagaimana menjalani hidup dengan menjadi diri sendiri, melakukan yang terbaik sesuai potensi yang terus digali dan kemampuan pribadi yang terus ditingkatkan.

Dalam pelayanan, Paulus seringkali mengalami kegagalan karena penolakan dari orang lain. Ayat 1 dijelaskan bahwa Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. Pelayanan Paulus di Atena ada kemungkinan gagal atau tidak sukses. Lalu dengan hati yang sedih Paulus ke Korintus, Paulus membutuhkan kekuatan. Ayat 2-3, Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila yang berporfesi sebagai pembuat kemah seperti Paulus. Akwila dan Priskila bekerja bersama-sama dengan Paulus. Di tengah keadaan tertekan, Akwila dan Priskila memberi kekuatan kepada Paulus.

Paulus juga bertemu dengan Silas dan Timotius, mereka datang dari Makedonia. Pelayanan Paulus di Atena “gagal” tetapi di Korintus sukses. Paulus memberitakan firman Tuhan di Korintus. Buah pekerjaan Paulus, ayat 7-8 banyak orang Korintus yang mendengar khotbahnya, menjadi percaya dan dibaptis. Pekerjaan Paulus di Korintus sukses karena Tuhan memberkati pekerjaannya. Apakah kita ingin sukses menurut Tuhan? Selama kita berbuat sesuatu yang berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan selalu membuka jalan bagi kita. Sukses di dunia bersifat sementara; sukses yang dari Tuhan bernilai kekal. Amin!

Oleh: Pdt. David Sarju Sucipto

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *