“TERKADANG TUHAN MENEKAN TOMBOL PAUSE”

—- No.: 6/2/XXIII/2022 | Minggu, 6 Februari 2022 | Kisah Para Rasul 18:18-22 —

Paulus tinggal di Korintus selama 1,5 tahun. Ini adalah waktu yang terlama (sampai dengan pelayannya pada saat itu) di mana Paulus tinggal di suatu tempat. Ia bukan saja memberitakan Injil tetapi juga memupuk iman orang percaya di sana. Mungkin saja kita berharap ada banyak peristiwa di Korintus yang luar biasa yang ditulis oleh dokter Lukas. Kenyataannya, kita tidak mendapat hal ini. Bisa saja yang terjadi dalam keseharian pelayanan Paulus adalah hal-hal yang biasa saja. Anggapan makin sibuk berarti makin hidup kerohanian makin bagus ternyata tidaklah demikian. Kehidupan kerohanian yang biasa ataupun luar biasa ternyata juga kehidupan kristiani. Yang terpenting adalah kita menjalani kehidupan bersama dan di dalam kehendak-Nya.

Pada teks ini, kita mendapati Paulus diantar Priskila dan Akwila meninggalkan Korintus menuju Efesus. Sebenarnya Efesus adalah tujuan pertama sewaktu Paulus memulai perjalanan misi yang kedua. Namun sebagaimana kita ingat, Tuhan meminta Paulus mengunjungi Makedonia. Begitu tiba di Efesus, Paulus mengunjungi rumah ibadat orang Yahudi, seperti yang biasa dilakukannya. Dia berdialog dengan mereka tentang siapakah Yesus. Agaknya pembicaraan berjalan dengan baik dan santun, tidak nampak adanya kemarahan dan ketegangan. Orang-orang Yahudi meminta Paulus untuk tinggal lebih lama. Tetapi Paulus tidak mengabulkan permintaan mereka. Paulus bersikeras meninggalkan orang Yahudi di Efesus dengan mengatakannya secara santun “Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.”

Mengapa sewaktu semua berjalan baik di Efesus, Paulus justru meninggalkan mereka? Entahlah, tidak ada alasan yang disampaikan. Dari jawaban Paulus, kita mengerti bahwa kehendak Tuhan tidak didasarkan semata-mata pada faktor penerimaan manusia tetapi atas dasar keyakinan pribadi yang dilandaskan atas relasi yang intim dengan Tuhan.

Selanjutnya Paulus melanjutkan perjalanan ke Kaisarea dan menuju ke Antiokhia. Tidak banyak yang terjadi di Efesus, Kaisarea dan Antiokhia. Kunjungan Paulus agaknya sepi-sepi saja. Seolah tidak ada apa-apa yang terjadi seakan Tuhan menekan tombol pause. Terkadang Tuhan menekan tombol pause karena Tuhan ingin kita berdiam diri dan menikmati kebaikan-Nya. Kita tidak lagi harus berbuat apa-apa yang besar-besar, kita hanya perlu melakukan tugas-tugas kita. Amin!

Oleh: Pdt. Eddy S.S.

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *