“PENGENDALIAN DIRI”

—- No.: 45/11/XXIII/2022 | Minggu, 6 November 2022 | Bahan: 1 Korintus 9:24-27

Tidak sedikit kasus kejahatan dan pelanggaran hukum yang disebabkan oleh tidak ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan dirinya (self-control). Hanya penyesalan yang tersisa selepas tindakan di luar kendali itu terjadi. Mengingat betapa berbahayanya dan dampak besar yang diakibatkan oleh tidak dapatnya mengendalikan diri, kita perlu belajar untuk dapat mengendalikan diri dengan baik.

Rasul Paulus memberikan contoh dengan peserta pertandingan lari. Seseorang yang ingin menjadi juara (mendapatkan hadiah) harus mempunyai strategi dalam perlombaan. Ia harus fokus berlari menuju batas akhir (finish). Apapun yang menjadi gangguan oleh pihak manapun di tengah pertandingan tersebut harus diabaikan. Tidak perlu menanggapi provokasi-provokasi yang dilakukan karena hal itu akan menghambat peluang menjadi juara. Nasihat rasul Paulus sangat tepat: larilah begitu rupa. Berlari, berlari dan berlari, itulah yang harus dilakukan. Selain itu para pelari harus menguasai dirinya (self-control). Dalam bahasa aslinya disebut dengan egkrateuomai yang menggambarkan ketatnya disiplin dari para atlet agar dapat memenangkan pertandingan. Menguasai diri begitu sulit karena itu berarti “menaklukkan diri sendiri.”

Untuk menjadi pemimpin jemaat juga harus ada pengendalian diri. “Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri (Titus 1:7-8). Ini semakin menyadarkan bahwa pengendalian diri begitu penting.

Bila kita ingin ada pengendalian diri maka kita harus tinggal di dalam Roh Kudus. Menerima Roh Kudus dan mau dipimpin oleh Roh Kudus. Sehingga kita dapat menghasilkan buah Roh. Galatia 5:22-23 berkata demikian: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” Pengendalian diri adalah karya Roh Kudus. Kita yang menerima, menerima dan dipimpin oleh Roh Kudus akan dimampukan mengendalikan diri. Kemampuan pengendalian diri semata-mata adalah karya Roh Kudus yang tinggal di dalam diri kita, bukan karena kemampuan kita manusia. Amin.

Oleh: Pdt. Eddy SS

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *