“MENGGARAMI BUMI, MENERANGI DUNIA”
—- No.: 8/2/XXIV/2023 | Minggu, 19 Februari 2023 | Bahan: Matius 5:13-16 —
Matius 5:13-16
(13) Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. (14) Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. (16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Khotbah di Bukit dibuka dengan Delapan Ucapan Bahagia, Yesus menjanjikan kebahagiaan atau berkat bagi para pengikut-Nya, tapi kebahagiaan yang Ia ajarkan bertolak belakang 180 derajat dengan nilai-nilai dunia ini. Begitu bertolakbelakangnya nilai-nilai kerajaan Allah, sampai-sampai di akhir dari Delapan Ucapan Bahagia ini Yesus mengatakan bahwa para pengikut-Nya akan dianiaya, dicela, dan difitnah oleh dunia. Bukan saja dunia yang menolak, tetapi umat Tuhan yang duniawi juga menolak Yesus. Itu sebabnya setelah mengakhiri Delapan Ucapan Bahagia, Yesus langsung mulai melukiskan apa artinya hidup di tengah-tengah dunia yang sudah berbalik dari Tuhan.
Kita adalah garam dunia (5:13). Yesus membuka dengan menekankan siapa kita, sebelum berbicara tentang apa yang kita perlu lakukan. Ia seolah mengatakan kalau kalian adalah pengikut-Ku, anggota kerajaan Allah, maka kalian adalah garam dunia. Artinya, setiap orang Kristen diberikan kemampuan untuk memberikan pengaruh pada dunia di sekitarnya. Pengaruh yang mereka berikan mungkin kecil atau kelihatan sepele. Yang Yesus mau tekankan di sini adalah kehadiran kita di dunia adalah kehadiran yang menunjukkan nilai-nilai kerajaan Surga.
Kita memberikan pengaruh dengan hidup berbeda dengan nilai-nilai dunia ini. Pikirkan cara hidup anda, keputusan yang anda buat, cara anda menggunakan uang, cara kita berbicara pada orang lain yang berbeda pendapat, cara kita memperlakukan orang lain. Kalau orang yang tidak mengenal Yesus mengikuti hidup anda selama seminggu, apakah mereka akan semakin mengenal Yesus melalui anda? Atau mereka malah akan berpikir, “Oo bedanya sama saya cuman kalau hari Minggu dia ke gereja, itu pun kalau tidak kegeser ama acara lain,” atau, “Bedanya sama saya, kalau dia dapet sesuatu yang baik bilangnya ‘Haleluya, puji Tuhan’, tapi kalau ngga baik sama aja tuh gaya marah-marahnya.”
Itu sebabnya orang Kristen yang hidupnya sama dengan atau malah mengejar nilai-nilai dunia ini adalah orang Kristen yang tidak ada gunanya di mata Tuhan. Ini tantangan setiap orang Kristen, termasuk anda dan saya hari ini: Apakah kita mempertahankan keasinan kita di dunia? Apakah kita memastikan supaya kita menghidupi nilai-nilai kerajaan Allah (lihat Delapan Ucapan Bahagia, atau keseluruhan Khotbah di Bukit ini)? Perkataan siapa yang mempengaruhi hidup kita: perkataan dunia ini atau perkataan Tuhan?
Kita adalah terang dunia (5:14-16). Yesus mengasumsikan bahwa dunia kita dengan segala kemajuan teknologi dan kekayaan budayanya ada di dalam kegelapan. Kegelapan artinya manusia tidak bisa melihat bahwa ia berdosa di hadapan Tuhan, perlu diselamatkan oleh Tuhan, dan harus hidup menyenangkan Tuhan. Ironisnya di dalam kegelapan ini manusia malah mengira dia melihat dengan baik: ia tahu bahwa ia tidak sempurna, tetapi tidak mencari Tuhan Yesus, Allah Yang Sempurna sumber keselamatan. Ia tahu dunia penuh ketidakpastian dan ketakutan, tapi ia tidak mau lari kepada Tuhan Yesus sumber kepastian. Ia tahu bahwa semua kesenangan di dunia ini begitu sementara dan rapuh, tapi segala sesuatu yang bersifat kekal dan surgawi langsung disensor oleh otaknya.
Itulah cara berpikir manusia di hampir setiap kota di dunia hari ini! Tidak heran Yesus mengumpamakan para pengikut-Nya sebagai ‘kota yang terletak di atas gunung’. Di tengah dunia yang gelap, kita dipanggil untuk menunjukkan apa artinya menjadi terang. Kita diberikan suatu tanggung jawab yang besar dan mulia: menunjukkan Yesus melalui hidup kita kepada orang lain. Kita hanya berguna waktu kita berani menunjukkan perbuatan baik kita kepada dunia sekitar kita. Menyambung dari Delapan Ucapan Bahagia yang Yesus ajarkan, tentu perbuatan baik ini dilakukan dengan kerendahan hati, kelemahlembutan, sepenuh hati, bahkan kerelaan untuk disalahmengerti bahkan difitnah. Bukankah itu terang yang Yesus tunjukkan secara sempurna melalui hidup-Nya?
Setiap pengikut Yesus, apa pun peran dan posisi kita, adalah garam dan terang bagi dunia yang sudah berbalik dari Tuhan. Itu adalah bagian dari identitas yang Yesus berikan kepada setiap orang yang lahir baru di dalam kerajaan-Nya, orang-orang yang Ia sebut berbahagia. Yesus menempatkan kita, gereja-Nya, di tengah-tengah dunia yang membusuk dan semakin gelap, untuk membuat dunia mencicipi dan melihat kerajaan-Nya melalui kita. Amin.
Oleh: Pdt. Natanael Surahman
Recommended Posts
“DI MANAKAH KEADILAN TUHAN?”
February 01, 2025
“MERENUNGKAN FIRMAN-NYA: BERBAHAGIA”
January 26, 2025
“MERENUNGKAN FIRMAN-NYA: BERBAHAGIA”
January 18, 2025