“MENGIKAT DAN MELEPASKAN”
—- No.: 27/7/XXIV/2023 | Minggu, 2 Juli 2023 | Bahan: Matius 18:15-20 —
Tuhan menghadirkan gereja-Nya di tengah-tengah kehidupan yang majemuk dan heterogen. Berbagai macam dan ragam sifat serta karakter umat manusia yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, keluarga dan pengalaman hidup. Gereja hadir dalam segala kondisi umat manusia. Apalagi jika ada orang yang jatuh di dalam dosa. Kejadian 6:5 tertulis bahwa Allah melihat kecenderungan manusia adalah selalu membuahkan kejahatan atau berbuat dosa. Ada yang mengatakan bahwa menungso (manusia dalam Bahasa Jawa) artinya adalah menus-menus kakean doso. Rasul Paulus menyatakan dalam Roma 3:23 bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Bagaimana gereja meresponi realitas yang demikian… Apakah gereja akan mengecam, mengucilkan, memberi label yang tak dapat dihapus kepada orang yang telah berbuat dosa? Kehadiran gereja (baca umat Tuhan/orang percaya) di tengah-tengah dunia adalah untuk membawa terang atas kegelapan yang meliputi dunia ini. Gereja hadir untuk menjadi kesaksian yang baik, sehingga mereka mempermuliakan Bapa di Sorga. Apa yang perlu gereja lakukan saat menghadapi saudara yang berbuat dosa ?
1. Menegur saudara yang berbuat dosa dengan kasih.
Yesus berkata bahwa jika ada orang yang berdosa harus ditegur dengan proses empat mata, mengajak saksi dan seterusnya. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan menegur sebagai mengajak atau ajakan untuk bercakap-cakap. Menegur bukan menyalahkan dan menghakimi tetapi sebuah upaya untuk berbincang untuk mengklarifikasi tentang kebenaran/menyatakan kesalahan dan sekaligus memberikan jalan keluar sehingga saudara yang berbuat dosa dapat lepas dan bangkit kembali dari dosa yang sudah ia perbuat. Dalam Bahasa Jawa diterjemahkan yen sedulurmu duwe kaluputan, paranana lan tuduhna lupute. Maksud menegur adalah untuk menunjukkan kesalahan dari saudara yang berbuat dosa. Jelas di sini maksudnya bukan menghakimi. Tujuan dari teguran adalah bukan untuk merusak, namun membangun iman agar seseorang yang sudah jatuh ke dalam dosa mengalami pertobatan dan kembali kepada jalan Allah
2. Bersedia untuk mengampuni jika ada yang berbuat dosa.
Yesus berkata “Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di Sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Kata-kata Yesus memberikan otoritas kepada setiap orang percaya untuk mengikat atau melepaskan. Wouw… ini suatu berita yang luar biasa, di mana kita sebagai gereja Tuhan memiliki otoritas dari Tuhan. Tuhan Yesus berkata kepada para murid bahwa jika para murid mengampuni dosa orang, maka dosanya diampuni, namun jika para murid tidak mengampuni maka dosanya tetap ada (Yohanes 20:23). Otoritas yang diberikan oleh Tuhan Yesus bukan bersifat destruktif namun bersifat membangun. Oleh karena itu sebagai gereja harus memiliki jiwa pengampunan kepada setiap orang yang jatuh ke dalam dosa. Berapa banyak batas pengampunan yang dapat kita berikan? Tuhan Yesus bersedia mengampuni kita sampai kapanpun. Sebagaimana pernyataan Tuhan Yesus tentang sebuah pengampunan sebanyak tujuh puluh kali tujuh menyatakan pengampunan yang tanpa batas, tulus Ikhlas dan tanpa syarat.
Gereja merupakan alat Tuhan agar dunia dapat mengenal pribadi dan sifat-sifat Tuhan Yesus. Orang dapat mengenal pribadi Tuhan melalui gerejanya. Biarlah garam itu tetap menjadi asin sehingga dapat memberi rasa pada dunia. Biarlah terang itu tetap menyala sehingga memberikan kehangatan dan menunjukkan jalan kepada yang tersesat. Tuhan memberkati.
Oleh: Pdt. Yusak Hery Rudito
Recommended Posts
“PERSEMBAHAN ROHANI DARI IMAMAT KUDUS”
November 14, 2024
“TUHAN, KEADILAN KITA”
November 07, 2024
“DIUTUS UNTUK MENYAMPAIKAN KABAR BAIK”
November 01, 2024