“BAGAIMANA MENANGANI ORANG TUA KITA?”
— No.: 11/3/XXV/2024 | Minggu, 17 Maret 2024| Bahan: Efesus 6:1-35 —
Relasi antara orang tua dan anak di zaman ini menjadi relasi yang tidak mudah. Tekanan hidup membuat banyak orang tua menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah demi mempertahankan hidup. Kondisi orang tua yang penuh dengan tekanan, tanpa sadar dibawa ke rumah dan menjadi kondisi yang menekan anak-anak. Sebuah siklus kehidupan yang akhirnya membudaya di tengah masyarakat modern ini dan sudah menjadi bagian realita kehidupan yang tidak terhindarkan. Sampai akhirnya banyak dijumpai relasi orang tua dan anak yang buruk dengan berbagai macam bentuk. Kita kerap kali mendengar kekerasan orang tua terhadap anak yang bahkan sampai menimbulkan kematian, begitu juga sebaliknya dengan berbagai alasan.
Anak-anak muda sekarang ini lebih banyak masuk ke dalam situasi keraguan, skeptis dan tidak tahu ke mana mereka akan mengarahkan hidupnya, sehingga begitu banyak kesulitan-kesulitan dan pemberontakan yang timbul. Keadaan semacam ini dapat dikategorikan sebagai anak-anak yang sedang mencari jati diri, dan juga bingung, meraba-raba serta mencoba banyak hal.
Inilah salah satu persoalan yang serius yang dihadapi oleh orang tua karena mereka harus bekerja keras, mengupayakan banyak hal untuk menjaga anak sehingga tidak terjerat atau terjerumus dalam pengaruh zaman yang semakin bobrok ini. Malapetaka bagi anak adalah jika upaya yang dilakukan oleh orang tua itu gagal, maka anak akan mencoba mencari jalannya dan menemukan jati dirinya sendiri dengan cara pandang mereka sendiri. Hal ini sangat memprihatinkan, karena jikalau gagal tiap generasi, maka mungkin terjadi lahirnya generasi-generasi tanpa mengenal Tuhan.
Hubungan orang tua dan anak yang istimewa adalah hubungan yang sifatnya interaktif dan komunikatif. Hubungan ini adalah hubungan horizontal yang diakibatkan oleh hubungan vertical yang baik dengan Tuhan. Hubungan ini dapat terjalin terus-menerus jika ada hubungan yang tidak pernah putus dengan Tuhan, baik orang tua maupun anak. Maka, hubungan dengan Tuhan yang mengakibatkan pengenalan akan Tuhan itulah yang menjadi dasar hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak.
Pembelajaran: Tidak hanya hubungan yang harmonis antara “Anak dan orang tua”, namun juga berbicara “Bagaimana menangani orang tua kita”. Jemaat Tuhan, mari kita pelajari dari Efesus 6:1-3
- Taat kepada orang tua (ayat1)
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Dalam terjemahan Yunani kata taat “hupakouo” yang berarti to listen, obedient. Kata ini menjelaskan taat berarti harus mendengar dengan sikap yang benar dengan seksama dan kemudian dilakukan. Mendengar nasihat dari orang tua, bukan hanya sambil lalu, melainkan dihayati dan dilakukan. Menaati orang tua merupakan suatu kewajaran alamiah. Perintah bahwa anak-anak wajib menaati orang tuanya adalah penyataan khusus dari Allah, menjadi “Hukum wajar” yang ditulis Allah di hati nurani semua manusia. Lebih lanjut, ketaatan ini memiliki standar yang tidak ternilai oleh setiap kita manusia yang berdosa. Ketaatan kepada orang tua yang dimaksud merupakan manifestasi dari ketaatan kita kepada Tuhan. Maka, dikatakan bahwa taatilah orang tuamu di dalam Tuhan. Alasan ini juga merupakan suatu penerapan dari seluruh bagian, yaitu “Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Efesus 5:21). Inilah keharmonisan dalam keluarga yakni anak-anak taat kepada orang tua dalam Tuhan.
- Menghormati orang tua (ayat 2)
Meskipun zaman berisikan kemajuan dan kebebasan yang luar biasa, tetapi anak-anak supaya tetap mentaati orang tuanya di dalam Tuhan. Dalam terjemahan Yunani, hormat berarti “timao” yang berarti honour, value. Kata ini menjelaskan mengenai bagaimana sikap menghargai dan menghormati yang tidak hanya di mulut tetapi nampak juga dalam perbuatan. Rasa hormat yang dilakukan kepada orang tua adalah suatu perintah dan itu merupakan salah satu Hukum Taurat yang dikutip oleh Rasul Paulus. Menghormati orang tua, berarti mendengarkan nasihatnya, berusaha menyenangkan dan memelihara orang tua dengan sebaik-baiknya. Orang tua, ayah sebagai wakil Kristus mempunyai hak, dalam bahasa Yunani “pater” hak kebapaan. Jika prinsip hubungan anak dengan orang tua dijalankan maka keluarga Kristen menjadi keluarga harmonis itu terwujud di bumi dan di surga.
- Akibat taat dan hormat kepada orang tua (ayat 3)
Akibat dari taat dan hormat kepada orang tua ada janji Tuhan tentang kebahagiaan dan umur yang panjang akan mengikuti sepanjang hidup. Jadi, kebahagiaan dan umur panjang adalah akibat dari taat, maka tidak dapat dijadikan sebagai tujuan. Salah, apabila ada pemikiran bahwa rahasia kebahagiaan dan umur panjang adalah taat dan hormat kepada orang tua. Ini akan mengakibatkan suatu tindakan taat dan hormat yang penuh manipulasi, yakni taat dan hormat karena berkat, bukan karena perintah Firman Tuhan atau kasih kepada orang tua. Hal ini sama juga dengan beberapa orang Kristen yang mengikuti Tuhan Yesus hanya mencintai berkat-Nya, bukan mencintai Sang sumber berkat itu (Bapa kita di surga). Jadi, makna yang terkandung dari kata “ Kebahagiaan dan panjang umur adalah”:
-Berbahagia: artinya prosper. Kata ini menjelaskan mengenai kehidupan yang selalu berhasil dan menjadi makmur.
-Panjang umur: artinya long lived. Kata ini menjelaskan mengenai durasi yang panjang seorang hidup dalam dunia ini.
Inilah berkat dari Allah apabila kita mengasihi dan menghormati orang tua kita dengan tulus, berkat dari Allah ini dapat terealisasi jika kita mau taat dan hormat yang dilakukan dengan benar sebagaimana kita merespons kebenaran Firman Tuhan. Mazmur 112:1-3 berkata, “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya”.
Pengutusan:
Jemaat Pengharapan yang terkasih, beribadahlah kepada Tuhan, engkau beserta seluruh keluargamu. Jadikanlah Firman Tuhan sebagai pedoman untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baik di dalam keluargamu! Dengan pertolongan Roh Kudus, kami mau terus belajar membangun kebiasaan baik di dalam keluarga kami. Selamat memasuki Pra-Paskah ke 5. AMIN
Oleh: Ev. Yonathan Setiawan
Recommended Posts
“SUNGGUH, ORANG INI ADALAH ANAK ALLAH!”
June 28, 2025
“ORANG INI TIDAK BERBUAT SESUATU YANG SALAH”
June 21, 2025
“APA YANG KUTULIS, TETAP TERTULIS”
June 07, 2025