“MENGAPA YESUS TIDAK SUKA PERCERAIAN”

— No.: 15/4/XXV/2024 | Minggu, 14 April 2024| Bahan: Markus 10:9-12

Berita Perceraian merupakan salah satu berita yang paling hangat diperbincangkan di Indonesia. Apalagi berbagai program infotainment di televisi kita seringkali diramaikan dengan berita perceraian dari berbagai “Public Figure”  yang ada. Sampai-sampai muncul anggapan bahwa kaum selebritis di negara kita ini doyan “kawin cerai.” Sayangnya budaya “kawin cerai” ini ikut merambat ke kehidupan berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, bahkan keluarga-keluarga Kristen pun tidak luput dari hal ini. Namun apa yang sebenarnya dikatakan oleh firman Tuhan dan mengenai Perceraian?

Firman Tuhan menyatakan bahwa pernikahan tidak berasal dari manusia melainkan berasal dari Allah, dan merupakan bagian dari rancangan Allah bagi umat manusia. Dengan demikian, ketika Tuhan Yesus berkata, “tidak boleh diceraikan manusia,” Yesus sedang mengajarkan bahwa perceraian bukanlah bagian dari rencana Allah. Ketika pasangan telah menikah, mereka telah dipersatukan oleh Allah Sendiri, dan persatuan itu dimaksudkan seumur hidup. Maka ketika Allah telah mempersatukan mereka, tidak ada satupun manusia yang berhak menceraikan persatuan mereka.

Bukan hanya menyatakan bahwa Perceraian tidak dikehendaki oleh Tuhan, firman Tuhan dalam Maleakhi 2:15-16 juga dengan jelas berkata bahwa Tuhan membenci Perceraian! Tuhan tidak membenci orang yang bercerai, tetapi keputusan untuk bercerailah yang tidak Ia sukai. Sebab, perceraian hanya akan membawa konsekuensi yang buruk bagi kedua pihak. Yesus dengan jelas menyatakan bahwa orang yang menceraikan isterinya secara tidak sah, berarti telah membawa dampak buruk bagi isterinya maupun bagi laki-laki yang menikahi mantan isteri tersebut (karena keduanya dianggap melakukan perzinahan).

Di dalam sebuah pernikahan, tindakan kekerasan dalam rumah tangga, kegagalan menjaga diri (kepercayaan), dan pengkhianatan terhadap komitmen janji pernikahan adalah tiga masalah yang sering kali menjadi penyebab adanya perceraian. Dengan demikian, ketika pasangan dapat terus berjuang untuk saling mengasihi, menjaga kepercayaan satu sama lain, dan berteguh hati menjaga komitmen sampai maut memisahkan, maka perceraian takkan lagi menyentuh pernikahan Kristen! Sebab itu, bagi kita yang belum menikah, marilah kita secara serius menggumulkan pasangan kita. Kemudian, bagi kita yang sudah berkomitmen di dalam pernikahan, marilah kita berjuang sepenuh hati, melakukan yang terbaik untuk mempertahankan pernikahan kita. Dan bagi kita yang sudah terlanjur bercerai, marilah kita datang kepada Tuhan Yesus untuk memohon pengampunan dan pimpinannya untuk  fase kehidupan kita  yang selanjutnya. Kiranya Tuhan menolong kita.

Oleh: Bp. Nicholas Evan Setiawan, S.Th.

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *