“BERITAKAN INJIL KESELAMATAN”

— No.: 18/5/XXV/2024 | Minggu, 5 Mei 2024| Bahan: Roma 1:16-17 —

Dalam kalender Sinode GKMI, bulan Mei ditetapkan sebagai Bulan Misi GGKMI dan PIPKA. Kita mengenal kata misi dari bahasa Inggris, mission, yang berasal dari kata Latin missio. Artinya sama: tugas perutusan. Berdasarkan kesaksian Alkitab kita mengetahui bahwa umat Allah mengemban misi atau tugas perutusan. Tuhan kita Yesus Kristus mengutus kita, Gereja-Nya, ke dalam dunia untuk mengabarkan Injil.

Kita menerima tugas perutusan untuk memberitakan Injil yang menyelamatkan, bukan Injil yang lain. Untuk itu kita perlu memahami kebenaran yang terkandung dalam teks ini. Mari kita dalami inti berita “Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan orang yang percaya…” Kata kekuatan, dalam beberapa versi Alkitab diterjemahkan dengan kuasa atau penuh kuasa. Injil berasal dari kata Yunani euangelion, “kabar baik”; dalam konteks ini, kabar baik tentang Kristus.” Alkitab King James Version (KJV) menerjemahkan dengan “the gospel of Christ” (Kabar Baik tentang Kristus). John Ruck dkk., menjelaskan lebih lanjut, yakni “Injil – Kabar Baik tentang Yesus Kristus yang membawa keselamatan.” Kita dapat menyimpulkan bahwa kuasa Kristus tidak dapat dipisahkan dari Injil-Nya. Tentang Injil adalah kekuatan Allah, dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengatakan bahwa “Kristus adalah kekuatan Allah” (I Korintus 1:24). Dalam ayat sebelumnya ia menyatakan bahwa “pemberitaan itu [salib] adalah kekuatan Allah” (I Korintus 1:18). Warren W. Wiersbe membantu kita memahami maksud Rasul Paulus dengan mengatakan bahwa Injil identik dengan Tuhan Yesus yang disalibkan. Para ahli yang lain menyoroti pernyataan Injil adalah kekuatan Allah dengan menggarisbawahi bahwa Injil adalah firman Tuhan Yesus, dan Tuhan Yesus adalah Allah Sang Pencipta yang penuh kuasa. Yesus Kristus adalah Tuhan yang penuh kuasa (kewibawaan) ilahi. Yesus Kristus adalah Allah sendiri, maka Ia Mahakuasa.  Tuhan Yesus mempunyai hak dan kuasa yang sempurna dan mutlak untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. John R.W. Stott menggambarkan kekuatan/kuasa Injil dengan mengatakan, “Hanya Tuhan Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus-Nya yang dapat membuka mata orang buta dan memberi hidup kepada jiwa yang mati, …” Di sinilah letak kekuatan atau kuasa Allah, karena Injil adalah Tuhan Yesus yang disalibkan itu, dan Tuhan Yesus adalah Allah yang Mahakuasa. Ketika Injil diberitakan, kuasa Allah bekerja untuk “berbicara,” “mengetok hati” (Wahyu 3:20) para pendengarnya agar mereka menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya secara pribadi.

Saduran dari khotbah bulan misi sinode GKMI tahun 2024

Oleh: Pdt. Eddy SS

 

share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *