“ORANG INI TIDAK BERBUAT SESUATU YANG SALAH”
— No.: 25/06/XXVI/2025 | Minggu, 22 Juni 2025| Bahan: Lukas 23:39-43 –—
Bulan Juli 2023 menjadi sebuah peristiwa yang tidak terlupakan bagi seorang warga Amerika serikat bernama Glynn Simons. Sebab di tahun 2023 ketika dirinya menginjak usia 70 tahun, akhirnya Glynn diputuskan tidak bersalah oleh hakim di Oklahoma atas kasus pembunuhan yang telah membuatnya dipenjara selama 48 tahun. Ketika melihat ketidakadilan yang dialami oleh Glynn Simons, tentu hati kita ikut merasa geram ketika melihat ketidakadilan yang terjadi. Tapi hari ini, kita tidak hanya akan melihat seseorang yang tidak bersalah dihukum, melainkan seorang Pribadi yang sepenuhnya suci, adil, dan kudus namun harus menerima ganjaran atas konsekuensi dosa manusia. Tuhan Yesus, sang Anak Allah yang menjadi manusia itu harus disalibkan di tengah para penjahat sebagai ganti kita. Dan dari mulut salah satu penjahat itu, muncul kesaksian yang begitu jujur dan teologis bahwa “Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”
1. Ketidakbersalahan Kristus di tengah Penghakiman Dunia (ayat 39-41)
Dalam teks ini, kita menyaksikan sebuah kontras yang dinampakkan antara dua penjahat. Yang satu mengejek, yang satu bertobat. Yang satu memikirkan keselamatan jasmani yang fana, yang satu memikirkan keselamatan kekal. Penjahat yang bertobat ini mengakui dua hal yang sangat penting: Dirinya bersalah dan layak dihukum (ayat 41a), dan bahwa Yesus tidak bersalah dan tidak layak dihukum (ayat 41b). Ini adalah pengakuan yang sangat dalam. Dalam teologi Anabaptis-Mennonite, kita percaya bahwa Yesus adalah teladan hidup yang sempurna, bukan hanya Juruselamat yang menderita untuk kita, tetapi juga pribadi yang sepanjang hidup-Nya memperlihatkan bagaimana hidup tanpa dosa di tengah dunia yang penuh dosa ini. Penekanan akan ketidakbersalahan Kristus menjadi suatu hal yang penting, karena inilah yang menjadi dasar dari pengharapan kita. Jika Yesus berdosa, maka pengorbanan-Nya tidak cukup untuk menggantikan kita. Tetapi karena Kristus tidak berdosa, maka Ia menjadi Anak Domba Allah yang tak bercacat ganti kita (1 Petrus 1:19).
2.Keselamatan yang Diberikan, Bukan Diusahakan (ayat 42-43)
Penjahat yang menyatakan pertobatannya ini bukanlah seorang pengikut Kristus. Ia tidak pernah melakukan pelayanan, ia tidak pernah dibaptis, dan ia mungkin juga tidak pernah menyumbang ke sinagog. Bahkan ia tidak punya kesempatan untuk membuktikan pertobatannya melalui hidup baru yang ia jalani. Namun, atas imannya itu Yesus berkata, “Hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” Janji Yesus akan Firdaus ini adalah pengingat bahwa keselamatan semata-mata adalah anugerah bukan upah. Sebagai orang Anabaptis-Mennonite kita mengakui pentingnya iman yang aktif, iman yang bertobat dan membawa perubahan hidup. Tapi kita juga percaya bahwa keselamatan itu dimulai dari kasih karunia Tuhan. Penjahat yang bertobat ini memiliki apa yang disebut oleh Paulus sebagai iman yang menyelamatkan. Iman yang percaya pada pribadi Kristus, bukan pada kekuatan sendiri. Dan itu cukup!
Kisah ini bukan hanya kisah tentang dua penjahat, ini kisah tentang kita. Sebab sama seperti kedua penjahat itu, kita juga adalah orang berdosa, rapuh, dan tidak berdaya. Tapi kabar baiknya adalah: Kristus yang tidak bersalah telah mati bagi yang bersalah, agar kita yang bersalah bisa hidup dalam pengharapan. Jika hari ini kita merasa jauh dari Tuhan, mari datang kepada-Nya. Atau jika mungkin ada orang-orang di sekeliling kita yang masih suka berbuat jahat, atau bahkan bersikeras tidak mau menerima Injil keselamatan. Jangan pernah lelah memperingatkan mereka. Sebab, selama masih bernapas, selalu ada harapan bagi seseorang untuk bertobat dan menerima keselamatan di dalam Yesus.
Oleh: Pdm. Nicholas Evan Setiawan
Recommended Posts
“SEBUAH HATI UNTUK ANAK-ANAK”
July 26, 2025
“KISAH SEORANG AYAH DAN DUA ANAKNYA”
July 19, 2025
“LET THE FAMILY BE THE FAMILY”
July 11, 2025