“DASAR DAN TIANG PENOPANG KEBENARAN”

— No.: 41/10/XXVI/2025 | Minggu, 12 Oktober 2025| Bahan: 1 Timotius 3:15  –

Idealnya bahwa setiap orang Kristen menunjukkan gaya hidup yang benar dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah keluarga, komunitas gereja dan lingkungan masyarakat. Gaya hidup yang benar ini dilakukan oleh setiap orang Kristen yang beriman kepada Tuhan, karena hidupnya telah dibenarkan oleh Tuhan (Roma 3:28). Sehingga setiap orang percaya sebagai jemaat Tuhan hidupnya saling menguatkan satu dengan yang lain sebagai tiang penopang dan menjadikan Kristus sebagai dasar kebenaran tersebut. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian, ada begitu banyak orang Kristen yang justru tidak menjadi tiang penopang kebenaran sebab hidupnya tidak menjadikan Kristus sebagai dasar kebenaran.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keadaan dunia sedang tidak baik-baik saja, sebab ada begitu banyak orang yang menjadikan kebenaran manusiawi sebagai tolok ukur suatu kebenaran, yang akhirnya justru menyesatkan bahkan mempengaruhi orang-orang Kristen juga. Dengan demikian, sesungguhya kebenaran manusiawi itu relatif dan tidak bisa dijadikan suatu syarat kebenaran mutlak sebab hanya kebenaran Allah sajalah yang mutlak, sebab Allah adalah sumber kebenaran (Yohanes 17:17).

Oleh karena itu, setiap orang percaya yang telah dibenarkan oleh Allah merupakan kesatuan keluarga Allah, yang memiliki tanggung jawab untuk memberitakan kebenaran Allah kepada dunia, melalui gaya hidup yang benar. Gaya hidup yang benar ini hanya dapat dilakukan bila setiap orang percaya mampu menyadari siapa diri mereka yaitu sebagai jemaat Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran. Maka melalui Firman Tuhan ini, sebagai orang percaya kita belajar ada prinsip penting agar dapat menjadi dasar dan tiang penopang kebenaran dimanapun kita berada:

1.Sadar akan status kita sebagai jemaat dari Allah yang hidup

Frasa “jemaat dari Allah yang hidup”, dalam NIV disebut “the church of the living God” yang artinya perlu kita sadari status sebagai gereja dari Allah yang hidup yang telah memberikan kehidupan kekal melalui pengorbanan Kristus (Yohanes 3:16). Maka kesadaran status sebagai gereja dari Allah yang hidup mengarahkan kita agar tetap beriman kepada Kristus, dimana pewartaan iman ini dimulai di tengah-tengah keluarga (Ekklesia Domestika), setelah itu tetap setia dalam perkumpulan komunitas orang percaya untuk beribadah dan melayani Tuhan.

Oleh karena itu marilah kita selalu sadar akan status kita sebagai gereja dari Allah yang hidup, Allah yang telah memberikan kasih dan anugerah-Nya, sehingga apapun yang terjadi marilah kita tetap beriman kepada Tuhan melalui rajin beribadah dan semangat melayani Tuhan, dengan begitu maka hidup kita akan selalu menjadi dasar dan tiang penopang kebenaran.

  1. Sadar akan status kita sebagai tiang penopang

Frasa “tiang penopang” juga diartikan sebagai pendukung, dimana apabila seseorang mendukung suatu kegiatan tidak cukup hanya pada ucapannya saja, tetapi perlu ada aksi yang nyata untuk dilakukan. Seseorang yang berkata bahwa ia mengasihi Tuhan dalam iman tetapi tidak membuktikan iman tersebut melalui perbuatan maka tidak ada gunanya dan itu sama saja dengan iman yang hakikatnya mati (Yakobus. 2:14). Itu sebabnya sadar akan status kita sebagai tiang penopang atau pendukung kebenaran Allah dinyatakan bagi dunia, perlu menunjukkan dan membuktikan bentuk dukungan tersebut melalui tindakan yang nyata baik dalam doa, dana dan daya dimana ketiganya diperlukan keseriusan diri.

Maka marilah kita menyadari status sebagai tiang penopang atau pendukung kebenaran melalui aksi yang nyata dalam perbuatan tulus kita kepada sesama sebagai bukti bahwa hidup kita adalah sebagai dasar dan tiang penopang kebenaran.

  1. Sadar akan status kita sebagai dasar kebenaran

Frasa “dasar kebenaran”, dalam NIV disebut “foundation of the truth”, sehingga kehidupan orang percaya yang telah dibenarkan oleh Allah, menjadi landasan dari kebenaran Allah dinyatakan bagi dunia. Maka landasan utamanya adalah iman dan perbuatan perlu selaras dalam kehidupan orang percaya, sebab iman dan perbuatan yang selaras akan menghasilkan kemuliaan hanya bagi nama Tuhan (Roma 11:36). Sehingga setiap tindakan dan pelayanan yang kita lakukan adalah untuk kemuliaan bagi nama Tuhan (Soli Deo Gloria), bukan aktualisasi diri sendiri (soli ego gloria). Iman dan perbuatan yang selaras akan membawa orang lain datang menyembah dan memuliakan Tuhan (Matius 5:16).

Maka marilah kita selalu menyadari status kita sebagai dasar kebenaran untuk selalu menyelaraskan iman dan perbuatan demi kemuliaan bagi nama Tuhan.

Oleh: Pdm. R. Bimo Ario Tedjo

 

share

Recommended Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *